Di Indramayu Tidak Ada Lagi Wilayah Zona Hijau dan Kuning, Nyaris Semua Kecamatan Masuk Zona Merah
Di Kabupaten Indramayu, kini sudah tidak ada lagi wilayah yang berstatus zona kuning dan hijau penyebaran Covid-19.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Di Kabupaten Indramayu, kini sudah tidak ada lagi wilayah yang berstatus zona kuning dan hijau penyebaran Covid-19.
Seperti yang terlihat dalam update terbaru peta zonasi risiko penyebaran Covid-19 per kecamatan yang diterima Tribuncirebon.com dari Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu.
Dalam peta itu nyaris seluruh wilayah masuk ke dalam zona merah.
Baca juga: Ini Daftar Daerah dengan Kesadaran PPKM Tertinggi dan Terendah di Jabar, Adakah Ciayumajakuning?
Baca juga: Menko Ekonomi Airlangga Donasikan Plasma Darah, Pandemiolog: Kapan Positif Covid, Kok Gak Diumumkan?
"Peta zonasi risiko Covid-19 Kabupaten Indramayu ini update data tanggal 5-18 Januari 2021," ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara kepada Tribuncirebon.com, Selasa (19/1/2021).
Deden Bonni Koswara mengatakan, dalam update terbaru itu sebanyak 28 kecamatan masuk zona merah.
Meliputi Kecamatan Indramayu, Pasekan, Sindang, Balongan, Jatibarang, Juntinyuat, Sliyeg, Karangampel, Kedokan Bunder, Kertasemaya, Sukagumiwang, Tukdana, Bangodua, Widasari, Lohbener, Arahan, Cantigi.
Selanjutnya, Kecamatan Losarang, Kandanghaur, Terisi, Cikedung, Kroya, Bongas, Patrol, Anjatan, Sukra, Haurgeulis, dan Kecamatan Gantar.
Sedangkan wilayah yang masuk zona oranye, meliputi tiga kecamatan, yakni Kecamatan Krangkeng, Lelea, dan Kecamatan Gabuswetan.
Adapun untuk zona kuning dan hijau sudah tidak terdapat lagi dalam update terbaru peta zonasi Covid-19 di Kabupaten Indramayu.
Deden Bonni Koswara menyampaikan, pemetaan zona risiko penyebaran virus corona ini dilakukan melalui 4 kategorisasi penentuan zona.
Lanjut dia, yaitu yang didapat dari hasil skoring dan pembobotan setiap indikator, meliputi indikator epidemiologi, surveilans kesehatan, dan pelayanan kesehatan.
Adapun untuk total kasus Covid-19 di Kabupaten Indramayu hingga Senin (18/1/2021), disampaikan Deden Bonni Koswara, sudah tembus sebanyak 2.483 orang.
Terdiri dari sebanyak 1.907 orang sembuh, sebanyak 90 orang meninggal dunia, dan 486 orang masih menjalani perawatan.
"Hadapi Covid-19 dengan disiplin 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) sambil menunggu vaksin," ujar dia.
Baca juga: Jenazah Pramugari Oke Korban Sriwijaya Air Tiba di Rumah Duka, Tangisan Keluarga Pun Tak Terbendung
Baca juga: Anak yang Gugat Orangtua Rp 3 Miliar Meninggal Sehari Sebelum Sidang, Sidang Digelar di PN Bandung
Kabupaten Bandung dan Bandung Barat Zona Merah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pekan ini enam kota dan kabupaten di Jawa Barat berstatus zona merah atau daerah risiko tinggi penyebaran Covid-19. Dua di antaranya berstatus zona merah sejak enam minggu lalu.
Gubernur mengatakan Kabupaten Karawang dan Kota Depok masih di zona merah pekan ini, yakni selama enam minggu berturut-turut.
Kemudian masih seperti pekan lalu, Kabupaten Ciamis dan Kota Bekasi masih di zona merah. Sedangkan zona merah yang baru adalah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
"Karawang masih di zona merah, jadi kami akan melakukan kunjungan kerja secepatnya ke sana. Kemudian Kabupaten Bandung zona merah, Ciamis masih zona merah, Karawang kemudian KBB zona merah, Kota Bekasi dan Kota Depok juga di zona merah," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini seusai rapat penanganan Covid-19 di Markas Kodam III Siliwangi, Senin (18/1).
Dengan demikian, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bekasi yang pekan lalu masuk zona merah, pekan ini tingkat risiko penyebarannya menurun.
Semua daerah di Jabar pun masih diwajibkan melaksanakan PSBB Proporsional dan Adaptasi Kebiasaan Baru.
Di sisi lain, kata Kang Emil, tingkat keterisian rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di Jabar menurun. Hal ini berkat penambahan kapasitas tempat perawatan dan tempat isolasi di Jawa Barat.
"Alhamdullillah berkat hadirnya berbagai fasilitas isolasi baik di Secapa TNI AD, Kota Bogor, dan lain-lain, maka tingkat keterisian ruang isolasi kita bisa turun lebih dari 5 persen, yang tadinya 77,8 persen, sekarang 72 persen. Mudah-mudahan seterusnya Bisa berkurang," katanya.
Secapa TNI Angkatan Darat, katanya, sudah diisi oleh pasien Covid-19 bergejala ringan. Di antaranya untuk merawat 10 orang pegawai DPRD Jabar beserta keluarganya yang positif Covid-19.
Kang Emil mengatakan pihaknya pun kini punya metode untuk menghitung kedisiplinan warga dalam hal jaga jarak dan pemakaian masker. Hal ini dilaporkan oleh tim dari Satuan Pol PP, TNI, dan Polri.
"Daerah yang paling patuh masyarakatnya memakai masker adalah Kota Bekasi. Jadi saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Bekasi. Yang paling tidak patuh memakai masker Kabupaten Tasikmalaya," katanya.
Kemudian warga yang paling patuh menjaga jarak adalah warga Kota Bekasi. Dengan demikian, Kota Bekasi dinilai paling disiplin se-Jawa Barat dalam hal pelaksanaan protokol kesehatan. Sedangkan yang paling tidak patuh menjaga jarak adalah masyarakat di Kota Depok.
"Jadi kepada yang sudah patuh, tolong pertahankan, kepada yang tidak patuh saya titip kepada walikota dan bupati untuk terus edukasi masyarakat. Karena tingkat kepatuhan di Jawa Barat itu antara 60 sampai 70 persen dari rata-rata sebelum PPKM 50-an persen. Sekarang naik memakai maskernya ke 76 persen dan menjaga jaraknya di 60-an persen," katanya.