DUKA Keluarga Pramugari Korban Sriwijaya Air Jatuh, Ada yang Asal Parongpong, Ada yang Rajin Salat
JATUHNYA pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1), sisakan duka bagi keluarga penumpang dan kru
Hingga kemarin, Isti juga belum ditemukan.
Irfan Defrizon, kakak Isti, mengatakan keluarga sudah iklas untuk menerima apa pun yang terjadi dengan Isti.
"Kalau orang baik cepat lah diambil. Takut dia berbuat dosa lagi mungkin, makanya orang baik cepat diambil," kata Irfan.
Ia mengatakan, Isti adalah sosok wanita yang baik. Tidak hanya kepada keluarga, tetapi juga teman dan tetangga sekitar.
"Dia baik banget. Baik banget lah orangnya sama keluarga, sama saudara, sama tetangga," ujarnya.
Irfan mengatakan, Isti juga orang yang rajin beribadah. Kepribadiannya juga menyenangkan karena kerap melempar canda.
"Dia enggak pernah ngomong kasar, salatnya rajin, puasanya rajin. Orangnya humoris juga," ujarnya.
Terakhir kali Isti mengunjungi rumah orangtuanya di Pamulang adalah akhir tahun lalu.
"Dua minggu lalu ke sini (rumah orangtua). Dia bikin makanan di sini, tapi saya enggak ketemu. Saya ketemu terakhir pas Lebaran," ucap Irfan.
Jumat (8/1) malam lalu, kata Irfan, Isti sempat berkomunikasi dengan ibundanya melalui video call.
Isti menghubungi dari rumahnya di kawasan Tangerang. Saat itu Isti baru saja pulang bertugas.
"Kontak-kontakan video call sama ibu, sepupu, sama istri saya juga, bareng-bareng," kata Irfan.
Ia mengatakan, Sabtu itu Isti seharusnya tak berada di pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Kan memang baru pulang paginya. Ternyata dia menggantikan temannya untuk rute Pontianak-Jakarta," ucap Irfan.
"Jadi dia numpang ke pesawat yang rute Jakarta-Pontianak. Sriwijaya sama Nam Air kan satu grup."