Rugi Hingga Jutaan Rupiah, Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe di Majalengka Tercekik

Sejumlah pabrik tempe di Majalengka terpaksa tidak memproduksi atau stop produksi. Kerugian bisa capai jutaan rupiah, bagi pengusaha paksakan produksi

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/ Eki Yulianto
Suasana pembuatan tempe di pabrik di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Senin (4/1/2021) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA - Sejumlah pabrik tempe di Majalengka terpaksa tidak memproduksi atau stop produksi.

Sebab, harga kedelai belakangan ini mengalami kenaikan hingga para pengusaha merasa 'tercekik'.

Bahkan kerugian bisa mencapai jutaan rupiah, bagi pengusaha yang memaksakan produksi.

Hal itu membuat beberapa pabrik harus tutup sementara untuk mengurangi kerugian.

Baca juga: Ukuran Tahu dan Tempe Diperkecil Demi Menyiasati Harga Kacang Kedelai yang Semakin Mahal

Baca juga: BREAKING NEWS - Sungai Cibuaya Meluap, Sejumlah Rumah Warga di Indramayu Terendam Banjir

Baca juga: UPDATE Dampak Puting Beliung, Jumlah Rumah Rusak di Desa Slangit Cirebon Bertambah

Namun, ada juga pabrik tempe yang memaksa hingga kini masih produksi walaupun harga bahan baku kedelai melambung.

Bahkan, untuk menghindari kerugian yang cukup besar, pengusaha tempe menaikkan harga jual.

Meski, sebenarnya hal itu tidak menutupi kerugian hingga jutaan rupiah.

Suha (40), pengusaha tempe asal Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka salah satunya.

Dirinya terpaksa masih memproduksi membuat tempe ditengah harga kedelai naik.

"Agak bingung juga. Harga normal kacang kedelai itu sebenarnya Rp 7 ribu per kilo, namun kini Rp 9 ribu atau naik Rp 2 ribu. Kondisi seperti itu, artinya pendapatan menjadi menipis bahkan merugi," ujar Suha, Senin (4/1/2021).

Baca juga: Produsen Tahu dan Tempe di Indramayu Menjerit Harga Kedelai Melonjak Mahal, Tak Mungkin Mogok

Baca juga: Enggak Terima Ikan Cupangnya Disebut Cenang, Dua Pria Nekat Keroyok dan Tusuk Sesama Pembeli

Ia mengaku, pabrik tempe miliknya sempat tidak produksi karena hal tersebut.

Namun, untuk memenuhi permintaan pelanggan, pihaknya terpaksa memproduksi kembali tempe.

Sembari menaikkan harga jual tempe kepada pelanggan.

"Jadi saya menaikkan harga jual tempenya, yakni naik seribu per kilonya atau biasanya dijual Rp 20 ribu, kini menjadi Rp 21 ribu. Tapi, itu belum menutupi kerugian yang saya alami," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved