Tes Swab Kedua Negatif, Sekda Kuningan Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, 'Bisa Menyerang Siapa Saja'
Kami berharap meski lapisan masyarakat selalu bugar dengan berolahraga rutin, makan dan istirahat cukup serta menerapkan protocol 3M
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dian Rachmat Yanuar dinyatakan sembuh dari Covid-19, setelah hasil swab test kedua menunjukkan hasil negatif.
"Sebelumnya saya terkena Covid-19 setelah kepulangan dari dinas di luar daerah dan melakukan isolasi mandiri selama 18 hari dan setelah hasil swab ke-2 sore tadi, menunjukkan hasil negatif," kata Dian dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Rabu (2/12/2020).
Artinya, kata Dian, ini benar dinyatakan sembuh total dari Covid-19 setelah 18 hari melakukan isolasi mandiri dan perawatan.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Mati-matian Bela Habib Rizieq Shihab Sampai Sebut Hukum di Indonesia Tebang Pilih
Baca juga: Sekeluarga Asal Dago Bandung Kecelakaan di Naringgul, Avanza Hantam Tebing Penumpang Terpental
Baca juga: Buaya Berkalung Ban Muncul Lagi di Depan Emak-emak Berbaju Merah, Upaya Penyelamatan Belum Berhasil
“Alhamdulillah, sungguh anugerah luar biasa setelah sempat mengalami sakit dengan gejala awal tidak enak badan serta hilang indera penciuman dan indera perasa," kata Dian.
Dian yang juga peserta Diklat Lemhanas sekaligus penyintas covid-19 ini mengatakan , bahwa pengalaman ini sekaligus perasaan batin yang tidak terlupakan dan fase terberat dalam kehidupan.
“Dalam kesempatan ini, dari lubuk hati yang paling dalam, saya sampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada bapak bupati beserta ibu, bapak wabup beserta ibu, yang telah berikan spirit dan bantuannya. kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD 45 yang telah banyak membantu, terutama terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim medis," katanya.
Dian mengaku dikenal suka berolahraga sepeda dan tenis ini, ternyata tak luput dari serangan Covid-19.
"Kami berharap meski lapisan masyarakat selalu bugar dengan berolahraga rutin, makan dan istirahat cukup serta menerapkan protocol 3M," katanya.
"Takdir memang tidak bisa dielakkan. Covid-19 ini bukan merupakan penyakit sosial. Ini merupakan penyakit infeksius yang bisa menyerang siapa saja, dimana saja, tanpa mengenal pangkat, jabatan, status sosial, kelompok, dan lain-lain," imbuh Dian.
Untuk teman-teman dan masyarakat jangan menganggap penyakit ini adalah aib yang dijadikan stigma sosial.
"Yakinkan, jangan takut untuk terdiagnosa Covid-19 apabila sakit. Ikuti SOP atau alurnya, ikuti sesuai anjuran dokter yang memeriksa," kata Dian.
Jika terdiagnosa Covid lebih dini, kata Dian, maka terapi dan harapan hidupnya lebih besar dan cepat sembuhnya.
"Tidak perlu takut karena jika tidak ditangani segera akhirnya akan lebih fatal. Mudah-mudahan dengan kondisi ini, tentu semua ada hikmahnya," katanya.
Masyarakat harus meningkat kesadarannya untuk hidup lebih sehat, filosofi "equal life" harus dilaksanakan.
"Seimbang jasmani dan rohani, kerja, istirahat, asupan gizi atau makan, olahraga, spiritual, semua ada dalam keseimbangan. Dan tentu saja tetap laksanakan 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan)," katanya. (*)