Kelompok Tani Wanita Manfaatkan Program Pekarangan Lahan Lestari untuk Pemulihan Sektor Pertanian
warga di Desa Cibeureum, Kecamatan Lebakwangi, yang tergabung dalam kelompok wanita tani memanfaatkan program pekarangan lahan lestari
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sejumlah warga di Desa Cibeureum, Kecamatan Lebakwangi, yang tergabung dalam kelompok wanita tani memanfaatkan program pekarangan lahan lestari (P2L).
"Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan salah satu bentuk kelembagaan petani, untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petani di lingkungan keluarga," kata Kepala Desa Cibeureum, Dedi Supriadi di sela kegiatan Demplot (Demontrasi Plot) kelompok pertanian, Rabu (2/12/2020).
Dedi mengatakan, sebagai subjek pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok tani agar lebih berperan dalam pembangunan.
Baca juga: Kampus Unwir Indramayu Bentuk Satgas P4GN, Perangi Narkotika Demi Wujudkan Kampus dan Desa Bersinar
Baca juga: PREVIEW & Live Streaming Manchester United vs PSG di Liga Champions, Tuchel Waspadai Marcus Rashford
Baca juga: Buaya Berkalung Ban Muncul Lagi di Depan Emak-emak Berbaju Merah, Upaya Penyelamatan Belum Berhasil
Baca juga: Sekeluarga Asal Dago Bandung Kecelakaan di Naringgul, Avanza Hantam Tebing Penumpang Terpental
"Kelompok Wanita Tani Anggrek Desa Cineumbeuy adalah Kelompok Wanita Tani yang baru berjalan selama delapan bulan," katanya.
Juga, kata dia, KWT Anggrek telah menanam cabai di lokasi pembangunan kolam renang dan pada kesempatan ini melaksanakan Panen Raya Cabai.
“Saat ini, KWT Anggrek berlokasi di pembangunan kolam renang yang belum jadi. Dan desa sudah membuka lagi lahan sekitar 800 bata untuk pengembangan panen bertahap," katanya.
Bupati Kuningan H Acep Purnama mengapresiasi KWT Anggrek yang terbilang sudah menanam hingga panen.
"Kegiatan ini sebagai motivasi untuk kita semua, karena kegiatan ini adalah sebuah percontohan yang bukan menjadi angan-angan sekaligus recovery ekonomi sektor pertanian," ungkapnya.
Kegiatan ini bisa menjadi program unggulan, kata Bupati mengatakan bahwa jika kemarin KWT menanam cabai dan tanaman lain seperti seperti pakcoy, bonteng, terong, dan tomat yang 1 bungkus bibitnya bisa ditanam sampai 100 bata dengan harga 18 ribu rupiah. "Alhamdulillah saat ini KWT memanen hasilnya " katanya.
Dengan adanya tanaman-tanaman di halaman rumah menggunakan polibag seperti yang dilakukan demikian, menurut Acep, paling tidak satu keluarga bisa menghemat Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per hari.
"Jangan khawatir jika punya lahan lain, buktikan melalui pasar tradisional kita buat program pasarnya," katanya.
Orang nomor satu di Kuningan ini tetap berpesan dan terus mengajak lapisan masyarakat untuk patuh dan taat terhadap protokol kesehatan.
"Apapun itu kegiatannya, tolong patuhi protokol kesehatan dengan pakai masker dan melakukan 3 M," katanya. (*)