TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Rinto alias Rentul pawang ular di Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede, Kuningan mengaku pernah hampir membusuk jari tangannya, setelah digigit ularKobra Jawa.
"Kalau kena gigitan ular mah sudah biasa," kata dia kepada wartawan soal pengalaman menghadapi hewan reptil ini, Jum'at (30/10/2020).
Belakangan, kata dia, gigitan ular yang dialami itu persis mematok di jari tengah tangannya.
"Ini bekasnya juga terlihat kaya membiru begitu," ujarnya.
Bentuk antisipasi dan pencegahan seusai kena gigitan ular berbisa harus cepat ditangani.
"Sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan itu harus melakukan dengan cara mencangkok atau memperlambat aliran darah di wilayah gigitan ular tadi," katanya.
Misal, kata dia, ketika jari kena gigitan dan tata cara lakukan pencangkokan itu dengan menggunakan media lain.
"Bisa dengan mengambil dan memasangkan papan pada lengan kita yang kemudian di ikat rapat. Kemudian, langsung berobat rumah sakit untuk mendapat perawatan medis," katanya.
Sebab, kata dia, meski dalam kandungan bisa atau racun ular tidak semua memiliki serangan mematik sekaligus.
"Namun pembiaran daripada kena gigitan ular dengan bisa sedang ini, bisa membusukan organ yang kena gigitan tadi," katanya.
"Ya daripada busuk dan akhirnya mengancam kematian, lebih baik diobati cepat," katanya.
Sebagai edukasi, kata dia, jenis ular apapun yang beredar di lingkungan warga jangan langsung dibunuh.
Menyinggung soal terbiasa digigit selain ular Kobra, kata dia, ular sawah memang sering lakukan gigitan.
"Apalagi seperti tadi, mau dimasukin kandang," katanya.
Gigitan ular sawah atau terkenal dengan ular koros memang tidak memiliki bisa mematikan.
"Namun yang namanya digigit binatang, ya sakit lah," katanya.
Gigitan terjadi itu ketika dilakukan penangkapan di alam liar dan hendak memasukan ke kandang.
"Selama ini emang cari ular sawah itu dengan tangan kosong," katanya.
Penangakapan ular sawah, kata dia, ini semata untuk memenuhui kebutuhan pakan bagi ular King Kobra.
"Ular King Kobra emang gak suka makan selain jenis ular. Diketahui bahwa King Kobra ini kanibal pemakan ular lagi," ujarnya.
King Kobra Mirip Garaga
Rinto (34), warga Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede berhasil menangkap ular King Kobra dengan bobot 11 Kg dan memiliki panjang sekitar 4 meter.
"Iya, ini ular hasil rescue dari lingkungan warga di Blok Salahonje daerah Kelurahan Citangtu," kata Rinto kepada wartawan di lingkungan rumahnya, Desa Windujanten, Jum'at (30/10/2020).
Dia mengatakan bahwa kini ularkobra yang berhasil ditangkap atas aduan warga sebelumnya.
"Kondisinya sehat dan sudah dua ekor ular sawah dimangsa ularkobra sejak dua minggu ke belakang," katanya.
Rinto yang akrab disapa Rentul itu diketahui merupakan pawang ular di Kuningan.
Hal itu terbukti dengan jumlah ular berbeda jenis yang dirawat di sejumlah kandang ular dengan ukuran berbeda.
"Ada empat jenis ular yang ada kami rawat. Seperti ularkobra biasa, kobra jawa dan king kobra. Kemudian ada juga ular pucuk dengan warna hijau itu dan ada juga ular ring emas yang memilisedang namun membahayakan," kata Rentul seraya menunjukkan ke kandang ular tadi.
Rentul mengaku bahwa selama ini, jumlah ular sekitar 15 ekor dirumahnya.
"Semua hasil tangkapan dan atas laporan warga," katanya.
Upaya saat evakuasi, kata dia, dilakukan dengan tangan kosong.
"Jadi pas ada laporan saya ke lokasi langsung tangkap ular king kobra, kalau dilihat sepintas mirip garaga punya Panji Petualang," katanya.
Usia empat hari dari hasil tangkapan, kata Rentul mengaku pernah digigit di bagian tangan kiri saat hendak memandikan ular tersebut.
"Iya ini bekas gigitannya dan tidak apa-apa. Gigitan kosong sih," katanya.
Dalam menyiapkan pakan untuk kebutuhan ularkobra, Rentul terpaksa mencari ular sawah di kawasan persawahan miliki warga.
"Iya ini baru nangkap ular sawah buat pakan ularkobra. Kan karakter ularkobra itu kanibal," katanya.
Menyinggung soal serius mengurus ular, kata dia, ini sebagai bentuk tindakan sekaligus edukasi kepada lingkungan warga sekitar.
"Sebab biasanya, ketika siapa orangnya mendapati ular itu langsung dibunuh atau dimusnahkan, dari beberapa kejadian itu saya sekarang fokus rawat ular," katanya.
Rentul mengemuka bisa berdampingan dengan ular itu sejak usia 8 tahun.
"Waktu kecil ular sawah menjadi mainan dan dibawa kemana-mana bahkan dibawa juga kesekolah. Dulu ularnya dimasukin bungkus rokok dan dibawa main," ungkapnya.
Saat kecil, kata dia, mainan ular itu sempat di marahi orang tua.
"Namun sekarang tidak lagi dimarahi, mungkin karena sering dan orang tua bosen ngingetinnya juga sih," kata Rentul menambahkan bahwa fokus rawat ular itu sejak tahun 2017 kemarin.
Dalam kesempatan tadi, Rentul sempat mengeluarkan ular king kobra semata untuk pendidikan lingkungan.
"Kalau jenis ular lain, seperti piton atau sanca, hasil tangkapan suka dilepas liarkan di alam. Namun, untuk jenis kobra ini kayanya gak mungkin dilepas, karena di Kuningan tak ada lahan hutan yang bebas dari aktivitas warga," katanya.