Swab Test Massal Husnul Khotimah

Wagub Jabar Monitoring dan Berikan Bantuan Alat PCR di Agenda Swab Tes Ponpes Husnul Khotimah

Uu menjelaskan, dalam pertemuan sebelumnya dengan Bupati Acep, pihaknya telah membahas upaya penanggulangan Covid-19 di daerah.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com
Foto situasi terkini depan Gerbang Ponpes Husnul Khotimah Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksaana, Kuningan 
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bareng rombongan tim medis penangan Covid-19 provinsi, melakukan monitoring terhadap pelaksanaan swab tes di lingkungan Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Selasa (29/9/2020).
Sebelumnya, Wagub Uu Ruzhanul Ulum datang ke Pendopo Kuningan dan memberikan arahan terkait penangan covid-19 di Jawa Barat termasuk Kuningan. 
“Kedatangan kami ke daerah, tentu mendapat restu Pak Gubernur, juga sebagai sebagai bentuk perhatian atas kejadian di lingkungan Ponpes Husnul Khotimah ini,” kata Uu kepada wartawan seusai lakukan monitoring pelaksanaan swab tes di lingkungan ponpes.
Uu menjelaskan, dalam pertemuan sebelumnya dengan Bupati Acep, pihaknya telah membahas upaya penanggulangan Covid-19 di daerah.
Menurutnya, dalam kondisi AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru,  red) saat sekarang, ada tiga benteng yang ditekankan Pemprov Jabar untuk penanganan Covid-19.
Ketiga itu, kata dia, mengenai situasi lingkungan masyarakat dari Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Protokol Kesehatan.
"Kemudian, selalu mengadakan test termasuk PCR dan terakhir itu cepat tanggap ketika ada yang terpapar Covid-19," ungkapnya.
Ketiga benteng tadi, kata dia, tentu membutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
“Terutama untuk bersikpa terbuka dan jujur saat mendapat pelayanan dari pemerintah,” ungkapnya.
Soal bantuan, kata Mantan Bupati Tasik ini menjelaskan, pemerintah porvinsi tentu komitmen dalam melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus corona.
“Kami Pemprov Jabar memberikan bantuan sejumlah 5000 alat untuk tes swab bagi warga pesantren,” ujarnya. 
Mantan Bupati Tasik ini mengatakan, pemerintah Provinsi Jabar juga terus melaukan sosialisasi dan edukasi terhadap lingkungan pesantren di Jawa Barat.
“Kami sebelumnya telah lakukan sosialisasi di sebanyak 500 kiyai atau pengasuh ponpes se-Jawa Barat,” ujarnya. 
Bentuk sosialisasi atau edukasi, kata dia, tidak lain untuk istiqomah dalam menjaga kesehatan dan tidak melaukan kegitan yang mengundang terhadap paparan Covid-19.(*)
400 Santri, Guru dan Karyawan Swab Test
Sebanyak 400 dari 5600 orang dari kalangan karyawan, santri termsauk tenaga pendidik Ponpes Husnul Khotimah, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, jalani swab test massal, Selasa (29/09/2020). 
Demikian hal itu dikatakan Sanwani sekaligus Juru Bicara Ponpes Husnul Khotimah saat menyampaikan keterangan persnya, kepada awak media di lingkungan ponpes.
Sanwani mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Jabar dan Kabupaten Kuningan, saat ini melakukan swab tes sebanyak 400 orang.
“Dan hari selanjutnya akan terus dilakukan,” katanya.
Untuk jumlah seluruh yang terlibat di Ponpes Husnul Khotimah itu ada sebanyak 4200 orang.
“Jumlah itu dari santri, karyawan dan tenaga pendidik,” katanya.
Kebetulan, kata dia, untuk hari ini ada 400 orang yang usai melakukan swab tes.
“Kemudian mengenai bantuan alat PCR dari Pemprov Jabar ada sebanyak 5000 alat,” katanya.
Swanwani mengatkan, swab tes tidak hanya dilakukan di lingkungan internal Ponpes Husnul Khotimah. 
“Kita akan prioritaskan juga untuk swab tes kepada warga sekitar, terutama meraka yang dianggap masuk kategori kasus kontak erat," katanya.
Menyinggung soal puluhan santri sebelumnya yang melakukan isolasi plus karantina lokal, kata Sanwani, para santri yang mengikuti pemulihan kesehatan di salah satu ruangan husus sudah makin tampak dan kondisinya dalam keadaan sehat.
"Mereka sehat dan tadi saya lihat ada yang main bola segala di tempat isolasi,” katanya. (*)

Swab Test Massal

Ribuan santri serta seluruh guru dan pegawai di Ponpes Husnul Khotimah Kuningan, akan mengikuti swab test massal pada Selasa 29 September besok.

"Swab massal itu dilakukan setelah sebelumnya 46 orang santri Ponpes Husnul Khotimah dari berbagai daerah terkonfirmasi positif Covid-19," kata Sanwani saat ditemui di lingkungan Ponpes tadi, Senin (28/9/2020).

Sanwani sekaligus juru bicara ponpes Husnul Khotimah ini mengatakan, pada hari Minggu kemarin juga sudah dilakukan swab kedua 46 santri yang positif serta 100 orang kontak erat.

 Jalan Tikus Menuju Ponpes Husnul Khotimah Kuningan Ditutup, Ponpes Al-Multazam Terancam Terpapar

 25 Ribu Jiwa Warga Garut Selatan Terancam Tsunami 20 Meter, Akan Sulit Dievakuasi

"Saat ini 46 orang santri yang positif covid-19 kondisinya terus membaik. Pihak Ponpes Husnul Khotimah sendiri rutin memberikan suplemen untuk menambah kekebalan imun para santri," katanya.

Sanwani berharap dengan pemberian suplemen dan asupan gizi yang cukup, santri yang sehat tidak ikut terpapar Covid-19.

"Kondisi santri alhamdulilah baik-baik saja, kita selalu berikan suplemen agar imun mereka semakin kuat. Intinya kita upayakan bagaimana mereka sembuh dan yang sehat tidak tertular," ujarnya.

Terpisah Kepala Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, M Sadiman saat dihubungi mengatakan, semua akses dan kegiatan masyarakat memgalami pengawasan ketat.

"Untuk kegiatan pengajian majlis taklim dan akses desa, semua ditutup rapat dan di jaga petugas dari TNI dan Polri," katanya.

Mengenai warga yang bekerja di Ponpes Husnul Khotimah, kata dia, semua sudah melakukan isolasi mandiri di masing-masing ruamhnya.

"Baik iti guru, staf, TU atau karyawan ponpes yang termasuk warga kami, semua lakukan isolasi mandiri dan pengawasan prioritas dalam kesehatan mereka," katanya. (*)

Akses Jalan Ditutup Total

Sejumlah jalan 'tikus' sekaligus akses utama menuju Ponpes Husnul Khotimah, Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, ditutup total.

Hal itu upaya menghindari sebaran virus corona dari kluster Ponpes Husnul Khotimah.

"Untuk akses ke Ponpes Husnul Khotimah itu digerbang utama yang berada di Desa Sumbawa," kata Juru Bicara Satgas Covid19 Kuningan, Agus Mauludin saat ditemui di Tim Crisis Centre Covid19, komplek Kantor Bupati Kuningan, Senin (28/9/2020).

Agus menyebutkan, kluster Husnul Khotimah ini berada di radius objek wisata pemandian Cibulan dan lembaga pendidikan Al-Multazam.

"Selain hanya akses utama yang dibuka, jalan ke Husnul Khotimah dari Desa Manis dan kawasan objek wisata, kita perketat dan di tutup dan kuncinya ada di petugas kami," ungkapnya.

Mengenai perkembangan, kata dia, hingga kini belum ada lonjakan peningatan jumlah.

"Namun setiap harinya, laporan masuk dan kita update terus," katanya.

Sementara itu, data Covid-19 Kuningan merilis ada sebanyak 266 orang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Disertai dengan jumlah Discarded sebanyak 159 orang dan masih melakukan  karantina ada 97 orang serta jumlah orang meninggal ada 10 orang, mereka dari laki-laki ada 165 orang dan perempuan sebanyak 101 orang," katanya.

Mengenai kasus kontak erat menyebutkan total sebanyak 765 orang dan Discarded ada 685 orang serta masih karantina ada sebanyak 80 orang.

 Santri Husnul Khotimah yang Kena Virus Corona Bertambah, Ponpes Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

 Bupati Kuningan Minta KBM Ponpes Husnul Khotimah Dihentikan dan Santri yang Sehat Dipulangkan

"Kasus kontak erat dari Laki-laki  ada 379 orang dan Perempuan  386 orang," katanya.

Terpisah Kepala UPT Damkar Kuningan, Khadafi mengatakan, pihaknya ikut serta melakukan penyemprotan cairan disinfektan terhadap lingkungan di masyarakat.

"Kami komitmen melakukan dekontanminasi lingkungan, hingga sekarang penyemprotan dilakukan di Ponpes dan di Pool di PO Luragung," katanya. (*)

Total 56 Santri Positif Covid-19
Mulai membaikanya dua desa yang menjadi klaster baru Covid-19 di Kuningan, kini muncul klaster di lingkungan Pondok pesantren terbesar di Kuningan yakni Ponpes Husnul Khotimah, di Desa maniskidul, Kecamatan Jalaksana.
“Total santri Pondok Pesanren Husnul Khotimah yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 56 santri. Angka itu muncul dalam pendataan yang dilakukan Satgas Covid-19 Kuningan,” ungkap Juru Bicara Satgas Covid-19 Kuningan, Agus Mauludin, Jum’at (25/9/2020).
Dalam data update Tim Crisis Centre Covid-19 Kuningan menyebutkan sebanyak 213 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan rincian sebagai berikut. 

 Profil Ponpes Husnul Khotimah di Kuningan, Berawal dari Obrolan Santai untuk Membangun Kota Santri

 Bupati Kuningan Minta KBM Ponpes Husnul Khotimah Dihentikan dan Santri yang Sehat Dipulangkan

“Dalam kasus terkonfirmasi dari total sebanyak 213 orang, untuk kategori discarded ada sebanyak 158 orang dan masih karantina sebanyak 46 orang serta jumlah yang meninggal ada sebanyak 9 orang,” ujarnya.
Mengenai jumlah peningkatan tidak signifikan dari jumlah terkonfrimasi sebelumnya sebanyak 202, Agus mengatakan, total terkonfirmasi yang masuk pendataan di Tim Crisic Centre tersebut.
“Sebab ini merupakan hanya warga Kuningan. Jadi, total terkonfirmasi klaster Ponpes Hunsul Khotimah tidak masuk semua pendataan, melainkan mereka masuk data berdasar kartu identitas masing–masing daerah,” katanya.
Intinya, kata Agus, semua santri yang terpapar Covid-19 itu tidak semua warga Kuningan. 
“Melainkan mereka yang terpapar itu ada warga dengan KTP Kalimantan, Riau, Pelembang dan banyak daerah lainnya lagi,” ungkapnya.
Tindakan dekontaminasi Ponpes, kata Agus, tentu sudah dilakukan oleh manajamen lembaga pendidikan tersebut.
“Seperti melakukan penyemprotan cairan disinfektan memang mandiri dan sekarang sudah lakukan karantina juga,” ungkap Agus lagi.
Ponpes Husnul Khotimah di Jalaksana Kuningan.
Ponpes Husnul Khotimah di Jalaksana Kuningan. (husnulkhotimah.sch.id)
Menyinggung soal klaster dua desa di Kecamatan Cigandamekar, kata Agus, hingga saat ini laporan masuk dari dua desa tersebut.
“Sudah mengalami perubahan dan membaik, kemudian pemerintah desanya pun tanggungjawab terhadap bentuk dan kegiatan aktivitas warga klaster tersebut,” katanya. (*)
Bupati Minta Santri Dipulangkan
Muncul Klaster Pondok Pesantren Husnul Khotimah di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, kontan membuat Bupati Kuningan, H Acep Purnama mengaku terkejut dan menyebut bahwa klaster ponpes bukanlah hal yang kecil.
“Barusan kami rapat dengan satgas percepatan penanganan Covid-19, paska munculnya klaster ponpes tersebut,” ungkap Acep seusai agenda rapat di salah satu ruangan rumah dinasnya, Komplek Kantor Bupati Kuningan Jalan Siliwangi, Kamis (24/09/2020) malam.
Kepada pihak ponpes, kata dia, atas nama pemerintah meminta agar segera melakukan langkah-langkah konkrit.
“Dengan mulai mengisolasi para santri yang diketahui terpapar Covid-19 di tempat isolasi yang baik dan sesuai standar penanganan,” katanya.
Tidak hanya itu, masih kata Acep, pemerintah juga menyediakan rumah sakit termasuk Instalasi Darurat Covid-19 RSUD 45 (eks RSCI).
 “Jika ingin digunakan untuk isolasi para santri yang terdeteksi positif Covid-19, silakan tinggal lakukan prosedurnya," katanya.
Di samping itu, untuk kegiatan pembelajaran tatap muka di lingkungan pesantren itu bisa dihentikan sementara. 
“Bahkan untuk para santri yang sehat, bupati berharap agar bisa dipulangkan ke rumah dulu,” katanya.
Hal ini, kata Acep, bisa dengan cara dijemput orangtua santri agar bisa pulang ke rumah di daerah masing-masing daripada santri tersebut.
“Penghentian pembelajaran tatap muka di pondok pesantren, juga diberlakukan pada pondok-pondok pesantren lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Kuningan,” katanya.
Penanganan secara mendalam, kata Acep sekaligus Ketua GTPP Covid-19 Kuningan, akan melakukan deteksi dan tracing terhadap kontak santri dengan lingkungan luar pesantren. 
“Seperti aktivitas santri jajan di warung, catering, dan laundry. Munculnya klaster ini sesuatu yang mengkagetkan kami dan tidak bisa dianggap biasa, tapi luar biasa, dengan jumlah yang terpapar cukup banyak," ujarnya.
Munculnya klaster ini, kata Acep, level kewaspadaan Kuningan akan meningkat, namun belum masuk otomatis menjadi zona merah.
"Yang jelas setiap ada peningkatan kasus positif, kita tidak menutup-nutupi dan langsung dilaporkan ke Pak Gubernur. Juga kepada pihak GTPP Provinsi dan pusat,”ujarnya.
Acep meminta semua pihak bisa memahami dan memaklumi karena jika pandemi ini dianggap biasa tanpa penanganan serius, akan lebih besar kerugiannya.
"Tolong himbauan 3M, menggunkan masker, menjaga jarak termasuk menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, terus jangan keluar rumah kalau tidak penting – penting sekali,” ungkapnya. 
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved