Bisnis Peternakan Ayam Petelur di Indramayu Sama Sekali Tak Terdampak Covid-19

Para peternak mengaku, selama pandemi tidak mendapat hambatan apapun baik dari sisi harga dipasaran maupun penjualan telur.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Peternakan ayam petelur Tegalsembadra Eco Farming di Desa Tegalsembadra, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Rabu (2/9/2020). 

Dengan tingkat harga Rp 17.000/kg di kandang tersebut katanya, harga ayam pejantan hidup diterima di Jabodetabek di kisaran Rp 20.000/kg.

“Penyebab utama anjloknya harga ayam pejantan ini karena daya serap pasar melemah. Padahal tidak terjadi over stok atau kelebihan pasokan. Stok malah berkurang dari kondisi normal. Tingkat produksi sekarang paling hanya di kisaran 60-70%. Jatuhnya harga karena rendahnya daya serap pasar,” ujar H Komar yang juga pemilik Kawali Poultry Shop (PS) tersebut.

Sementara itu menurut Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP) Ir H Kuswara Suwarman MBA, menjelang akhir Agustus tidak hanya harga ayam pedaging jenis broiler (BR) yang turun terus menerus, tetapi juga harga ayam layer jantan dan telur.

Realisasi harga ayam BR di tingkat peternak di Ciamis dan Tasikmalaya, Senin (31/8) di kisaran Rp 14.000-Rp 14.500/kg hidup.

Sementara ayam layer jantan (pejantan) di kisaran Rp 18.000-Rp 20.000/kg.  Dan telur dari Rp 22.000/kg turun jadi Rp 20.000/kg. “Itu realisasi harga yang terpantau Pinsar hari Senin (31/8),” ujar H Kuswara.

Penurunan harga ayam BR, pejantan dan telur tersebut tidak hanya terjadi di Ciamis dan Tasikmalaya saja.

Tetapi terjadi secara nasional. Anjloknya tersebut katanya membuat para peternak dari sejumlah daerah menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kementan di Jakarta, Selasa (1/9). Peternak berunjuk rasa sembari membagi-bagikan ayam secara gratis kepada pengguna jalan. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved