Karhutla di Gunung Ciremai

BREAKING NEWS Api Berkobar di Hutan Gunung Ciremai, Anggota Kodim 0615/Kuningan Jibaku Padamkan Api

kobaran api yang muncul dan melahap lahan serta hutan kawasan Gunung Ciremai itu belum diketahui penyebabnya.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Seorang anggota TNI berupaya memadamkan api yang membakar hutan dan lahan di Gunung Ciremai, Senin (17/8/2020). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Petugas Kodim 0615/Kuningan berhasil memadamkan api yang membakar hutan dan lahan di kawasan Gunung Ciremai.

Kebakaran hutan itu terjadi di blok Pajaten Cirendang Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Senin (17/8/2020).

"Kami tadi berhasil padamkan kebakaran pada pukul 20.15 WIB," kata Dandim 0615/Kuningan, Letkol Czi Karter Joyi Lumi saat memberikan keterangan kepada awak media melalui pesan aplikasi Whatsapps.

Karter mengatakan, kobaran api yang muncul dan melahap lahan serta hutan kawasan Gunung Ciremai itu belum diketahui penyebabnya.

"Belum kami temukan penyebabnya, namun kobaran api hingga malam baru selesai dipadamkan," katanya.

Emak-emak Bonceng 2 Anak Naik Motor, Terobos Lampu Merah, Anaknya Tewas Tergilas Truk, Emak Selamat

Sopir Mobil Kijang yang Sengaja Halangi Ambulans di Garut Diburu Polisi, Pelat Nomor Asal Sumedang

Download Lagu-lagu Kemerdekaan, Ada 15 Lagu, Hari Merdeka, Tanah Airku, Lengkap 5 Film Kemerdekaan

Diketahui sebelumnya, kata dia, pihaknya langsung mengerahkan 1 peleton anggota untuk membantu tim gabungan dalam pemadaman kebakaran lahan tersebut.

"Tim gabungan tersebut terdiri dari Koramil 1514/Mandirancan, TNGC, KRK, Dinas Kehutanan, Polsek Mandirancan, Masyarakat Peduli Api, dan pengunjung wisata," katanya.

Pemadaman dilakukan dengan berbagai cara. "Sebagian ada yang melakukan sekat tanah, dan ada yang dengan mukul - mukul api," katanya

Menurut keterangan seorang warga setempat, Nanto, kobaran api diperkirakan membakar lahan sekitar 15 - 20 hektare. "Kobaran api mulai terlihat dari pukul 16.45 WIB," ulas Karter lagi.

Sementara itu, kata dia, dalam mengantisipasi kejadian serupa atau kebakaran susulan, warga telah berkoordinasi dengan petugas KRK (Kebun Raya Kuningan, red) dan telah menyediakan 2 unit mobil tangki air. 

Antisipasi Sejak Awal

Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) tak berleha-leha menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan. Meski di sisi lain Pemkab Kuningan telah membentuk petugas untuk mengantisipasinya.

“Adanya ancaman kekeringan saat ini, kita lakukan antipasi terhadap musibah alam yang tak diinginkan terjadi. Salah satunya dengan pencegahan sesuai tugas dan tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan alam,” kata Kepala BTNGC Kuningan, Kuswandono saat ditemui di kantornya, di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Selasa (4/8/2020).

Kuswandono  mengatakan, selain mengantisipasi bahaya kebakaran hutan dan lahan, pihaknya juga mencegah masuknya hewan liar ke permukiman warga di kawasan Gunung Ciremai.

Pasalnya, lingkungan alam Gunung Ciremai ini merupakan  habitat bagi hewan dengan percepatan  perkembangbiakan yang signifikan.

“Seperti diketahui untuk populasi monyet ekor panjang dan babi hutan, itu jumlahnya sangat banyak dan bisa keluar hutan, saat ketersediaan makanan di dalam hutan nyaris tidak ada,” katanya.

 Ternyata Hadi Pranoto Penemu Obat Covid-19 Itu Anak Asuh Surya Atmadja yang Mengundang Rhoma Irama

 Kisah Pahit Cewek PL Karaoke di Bandung: Tak Punya Uang untuk Makan, Anak Kelaparan, Diusir dari Kos

 Bertambah Lagi Musuh Besar Dokter, Selain Covid-19, Kini Ada Si Covidiot, Apa Sih? Ini Penjelasannya

Langkah antisipasinya, kata Kuswandono, pihaknya bekerja sama dengan kelompok penggerak wisata, Polisi Hutan dan TNI atau Polri.

“Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA). Terutama dalam penanganan langsung terhadap hewan liar, jika masuk ke daerah permukiman penduduk,” katanya.

Menurut Kuswandono, untuk hewan babi liar, pemusnahannya ini bisa dengan menggunakan senjata api. 
“Sehingga dalam kegiatannya, kita kerja sama denga Polri atau Polisi Hutan,” katanya.

Hal sama juga dilakukan dalam penanganan terhadap monyet ekor panjang yang dianggap sebagai ancaman bagi warga sekitar.

“Pelaksanaan di lapangan, kami akan kerja sama berbagai pihak,” katanya.

Selain populasi babi hutan dan monyet ekor panjang yang banyak di dalam hutan konservasi, Kuswadono mengatakan, habitat atau kawasan Gunung Ciremai ini memang banyak hewan liar lainnya.

“Ada surili yang memang hidup di dalam hutan, kemudian beragam jenis burung dan ada beberapa macan, selain Slamet Ramadan (macan kumbang) dan elang jawa,” katanya.

Sebagai informasi, keberadaan Slamet Ramadan si macan kumbang yang dilepasliarkan tahun lalu diketahui dalam keadaa sehat dan semakin baik dalam aktivitas hidupnya.

“Ini bisa dibuktikan dengan alat yang menempal di bagian leher Slamet Ramadan dan beberapa waktu lalu sempat terekam kamera trap,” katanya.

Kondisi sehat lingkungan juga bisa dilihat dari keberadaan elang jawa yang beberapa waktu lalu, dilepasliarkan di lingkungan hutan Gunung Ciremai.

“Elang Jawa ini sebagai penguat sekaligus pengendali dari siklus atau ekosistem kawasan Gunung Ciremai. Karena, tidak sedikit hewan lain yang menjadi pakan elang jawa ini, jumlahnya sangat banyak,” kata Kuswandono.

Kehidupan beragam jenis hewan di Kawasan Gunung Ciremai, kata dia, tidak sedikit pun terpengaruh dengan aktivitas lingkungan sekitar.

“Sebab tidak warga yang melakukan aktivitas di lingkungan alam tersebut,” katanya.

Kebakaran Hutan dan Lahan

Menurut Kuswandono, banyak dugaan penyebab munculnya api yang membakar kawasan Gunung Ciremai ini, baik disengaja maupun sebaliknya.

”Misal ketika warga senggaja membakar alang – alang di lahan pribadi yang kebetulan berada di perbatasan kawasan Gunung Ciremai, ini suka lalai dan mengakibatkan kobaran api cepat menyulut lahan kering sekitar,” katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, meski belum diketahui barang buktinya seperti apa, diduga ada pula warga yang lalai saat berziarah ke Ciremai.

“Namun kawasan Gunung Ciremai ini masih memiliki daya tarik tersendiri, sehingga ada saja sejumlah warga melakukan ziarah ke tempat tertentu. Dan disana mereka melakukan aktivitas pada umumnya,” katanya.

Selain itu, sejumlah warga saat melakukan perburuan madu alam. “Terlihat masih ada menggunakan cara tradisional, yaitu dengan melakukan pembakaran, yang asapnya dibutuhkan untuk mengusur hewan penguhuni sarang madu tersebut, katanya.

TONTON VIDEO DI SINI

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved