Menurut dia, swab test massal sebagai upaya Pemkab Cirebon dalam deteksi dini penyebaran Covid-19 di Kecamatan Plered.
"Swab test massal sudah dimulai, semoga selesai tepat waktu," kata Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Ia menargetkan swab test massal dilakukan terhadap 500 - 1000 warga tiga desa di Kecamatan Plered, yakni Desa Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, dan Wotgali.
Sebab, 16 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 klaster Kecamatan Plered berasal dari tiga desa tersebut.
Enny berharap, swab test massal tersebut rampung dalam seminggu ke depan.
"Semoga nanti hasilnya negatif semua, sehingga tidak ada penambahan kasus lagi," ujar Enny Suhaeni.
Saat ini, swab test massal dilakukan kepada orang yang menjadi kontak erat 16 pasien tersebut.
Pihaknya mencatat dari hasil tracing ada 130-orang yang kontak erat dengan 16 pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Sebanyak 130 Orang Kontak Erat
Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon bertambah 20 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 pasien berasal dari klaster Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, dari hasil tracing ditemukan 130 orang yang menjadi kontak erat 16 pasien tersebut.
Pihaknya juga telah melakukan swab test terhadap 130 orang itu di Balai Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, pada Minggu (26/7/2020).
"Kemarin sudah diswab test, tapi hasilnya belum keluar, kami masih menunggu," ujar Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Enny berharap, hasil uji laboraturium dari 130 orang yang kontak erat tersebut negatif.
Diketahui mereka berasal dari tiga desa di Kecamatan Plered, yakni, Desa Trusmi Kulon, Desa Trusmi Wetan, dan Desa Wotgali.
Ia mengakui jumlah kontak erat 16 pasien tersebut bisa bertambah karena tracing contact masih dilakukan.
"Tracing masih berjalan, kalau ada penambahan kontak erat langsung diswab test," kata Enny Suhaeni.
Ia mengatakan, seluruh kontak erat 16 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 juga telah diimbau tidak keluar rumah untuk sementara waktu.
Menurut dia, hal tersebut bertujuan mencegah penyebaran virus corona lebih meluas di kawasan Plered.
Selain itu, Pemkab Cirebon juga telah merencanakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Mikro di tiga desa tersebut.
"PSBM di Desa Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, dan Wotgali diberlakukan secepatnya, sekarang masih dibahas untuk teknisnya," ujar Enny Suhaeni.
3 Desa Berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro
Akibatnya tiga desa di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, bakal diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, tiga desa itu ialah Desa Trumsi Kulon, Desa Trusmi Wetan, dan Desa Wotgali.
Menurut dia, penutupan itu berkaitan adanya 16 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster Kecamatan Plered.
"Mereka (pasien) berasal dari tiga desa tersebut sehingga direncanakan pemberlakuan PSBM," kata Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Ia mengatakan, penerapan PSBM itu akan diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu roda perekonomian di tiga desa tersebut.
Enny mengakui ada beberapa pertimbangan yang membuat rencana pemberlakuan PSBM itu bergulir.
Di antaranya, kawasan pemukiman di tiga desa tersebut cukup padat dan jarak antar rumahnya berdekatan.
"PSBM untuk mencegah penyebaran virus corona lebih masif di tiga desa itu," ujar Enny Suhaeni.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan SKPD lainnya untuk membahas pemberlakuan PSBM tersebut.
Terutama untuk penyaluran bantuan kepada warga yang terdampak di tiga desa tersebut.
Selain itu, pos penyekatan juga akan disiapkan di seluruh desa tersebut selama pemberlakuan PSBM.
"Aktivitas keluar masuk tiga desa itu akan dibatasi, dan warga yang beraktivitas wajib mengenakan masker," kata Enny Suhaeni.
Kronologis Terpaparnya 16 Orang di Plered
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, 16 orang itu terpapar virus corona dari kasus sebelumnya, yakni pasien ke-43.
Menurut dia, pasien 43 itu baru pulang dari Semarang beberapa waktu lalu.
"Yang bersangkutan (pasien ke-43) kondisinya sakit saat pulang ke Cirebon," ujar Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Pasalnya, saat pasien 43 itu baru tiba di rumah sejumlah kerabat dan tetangganya sempat menjenguknya.
Bahkan, lima aparat desa setempat juga dinyatakan positif Covid-19 karena sempat melakukan kontak dengan pasien ke-43.
"Sembilan anggota keluarga pasien, pembantu, dan tukang becak yang sering mangkal di dekat rumahnya juga dinyatakan positif Covid-19," kata Enny Suhaeni.
Diketahui, keluarga pasien 43 yang terkonfirmasi positif Covid-19 terdiri dari ayah, ibu, saudara, dan keponakan.
Klaster Plered Terpapar Kasus ke 42
Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon bertambah 20 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, dari jumlah tersebut 16 orang di antaranya berasal dari klaster Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Menurut dia, klaster tersebut merupakan yang terbanyak dalam kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon.
"Klaster Plered ini paling banyak meski baru muncul," ujar Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Ia mengatakan, 16 orang tersebut diduga terpapar dari kasus sebelumnya yang juga berasal dari wilayah Kecamatan Plered.
Yakni, pasien ke-42 yang dinyatakan positif terpapar virus corona pada pekan lalu.
Enny juga mengakui 16 orang yang baru dinyatakan positif itu merupakan kontak erat dari pasien ke-42.
"Dari 22 orang yang diswab test, ada 16 orang yang hasilnya positif Covid-19," kata Enny Suhaeni.
Menurut dia, sedikitnya ada tiga klaster penyebaran, yakni Kecamatan Plered, Kecamatan Losari, dan Kecamatan Astanajapura.
"Tapi, paling banyak dari klaster Kecamatan Plered, totalnya 16 orang" kata Enny Suhaeni saat konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (27/7/2020).
Ia mengatakan, 20 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 itu menjadi kasus ke-43 hingga ke-62 di Kabupaten Cirebon.