Human Interest Story
Kisah Mantan Kapolsek Ciniru yang Jadi Anggota DPRD Kuningan, Dulu Pakai Seragam Polisi Lebih Pede
sebenarnya, menjadi polisi itu lebih banyak dukanya. Duka itu muncul ketika masyarakat tidak mengikuti dan menaati peraturan dan norma yang berlaku.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Lama di bertugas di Mapolres Kuningan, kata dia, mulai dari tahun 1987 dan pernah menjadi Kasi Propam yang membawahi Paminal dan Provost di Polres Kuningan.
“Waktu dulu saya bantu Kapolres di internal Mapolres. Ya, begitulah kerja saya yaitu jeruk makan jeruk,” katanya.
Maksudnya, kata dia, tanggung jawab secara kedinasan saat itu, kerap memberikan teguran hingga menjatuhkan sanksi kepada anggota polisi yang dianggap melanggar kode etik.
“Seperti anggota tidak ikut apel pagi dan anggota berpolisi rambut gondrong dan lain sebagainya. Bentuk tindakan itu, bisa atas laporan warga dan sikap indisipliner anggota polisi itu sendiri,” katanya.
Takut Jadi Polisi
Ditanya semasa di bagian Reserse Kriminal, Purnama mengaku ada rasa takut dan itu manusiawi.
“Namun, kita tidak lemah semangat begitu saja. Apalagi seusai mengikuti pendidikan atau pembekalan SOP dan dilengkapi atau dipersenjatai sebagai tanggung jawab kerja kita,” katanya.
Purnama menyebutkan, semasa dinas sebagai anggota polisi aktif pernah memiliki pimpinan Kapolres Aam Amijaya, Pak Iyus, Pak Herman, Pak Suyitno, Pak Ujang Mulyana, Pak Zulkarnaen, Pak Husni Tamrin, Pak Adiyosalopa, Pak Hasanudin, Pak Rahmat Hidayat, Pak Suharno, Pak Nurullah, Ibu Yoyoh, Pak Wahyu, Pak Harry, Pak Joni, Pak Syahdudi dan terakhir Pak Yuldi,” ungkapnya.
Ditanya soal karier yang sebelumnya sebagai anggota polisi dan sekarang menjadi Anggota DPRD Kuningan, Purnama mengatakan, untuk jabatan itu bagaimana melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
“Dari keduanya itu, sama –sama memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan bedanya, sekarang saya masyarakat biasa dan tidak terkendala dengan kode etik polisi,” ujarnya.
Terlebih kata dia, prinsip disiplin itu menjadi modal dasar dalam menjalani aktivitas di lingkungan masyarakat.
“Kalau disiplin, boleh tanya kepada anggota dewan lain deh,” ujarnya. (*)