Human Interest Story
Pemuda Desa Taraju Ini Kini Jadi Spesialis Pembuat Warangka & Gagang Perkakas Dengan Beragam Ukiran
Menurut Taruna, ia menekuni pembuatan warangka golok sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Taruna yang memiliki galeri pusaka ini mengaku ia terjun dalam dunia usaha seperti ini, karena ada keturunan dan tanggungjawab untuk melestarikan nilai-nilai tradisi.
"Sebab kalau bukan kita semasa sekarang, siapa lagi?” katanya.
Taruna menyebutkan, merunut sejarah lama dalam kepemilkan benda pusaka.
“Ini bisa menjadi motivasi dan semangat bagi pemilik dalam menjalani kehidapan, apalagi memiliki tanggung jawab sebagai penerus daripada keturunan,” katanya.
Taruna mengatakan, benda-benda pusaka yang disimpan di galeri ada yang boleh diperjualbelikan, ada yang tidak.
“Kalau yang diperjualbelikan itu seperti golok, kujang dan perkakas lainnya. kemudian ada juga alat musik tradisonal dari bambu yaitu namanya celempung,” katanya.
Nah, lanjut Taruna menjelaskan, untuk benda pusaka yang tidak boleh dijual itu, ada keris dengan banyak nama dan sesuai peruntukannya.
“Ini keris pusaka yang dari orang tua saya renovasi, keris tua ini peninggalan dan tinggal satu-satunya,” katanya seraya memperlihatkan keris tersebut.
Nama setiap keris yang berbeda lekukan itu dilihat dari dapuran (posisi keris dekat pegang, red).
“Seperti keris kebo lajar yang biasa pegangan para petani pada aman dulu, dan ini usianya puluhan tahun, terus ada keris tangguh segaluh yang menceritakan pada jaman kerajaan galuh sebagai cikal bakal pajajaran, “ katanya.
Terus, kata Taruna, ada keris yang memiliki dapuran tilam umpi atau untuk pegangan keluarga dalam melakukan penjagaan terhadap kesehatan.
“Karena keris ini identik dengan bukti sejarah, dalam setiap waktu saya melakukan ritual perawatan dengan menghadiah do’a –doa. Seperti memanjatkan hadaroh kepada leluhur,” katanya.
Untuk harga jual perkakas yang di pajang di etalase gallery miliknya, Taruna pernah menjual kujang berukuran sedang seharga Rp Juta.
“Ini kujang memang pesanan orang, kebetulan untuk pemasarannya itu ada dari Bandung, Cirebon, Depok, Semarang dan dari daerah kuningan juga ada,” ujarnya. (*)