video
VIDEO - Kisah Nana Berbisnis Ikan Cupang, Dulu Harganya Cuma 200 Perak, Sekarang Sudah Rp 2.000
Untuk mendapat ikan cupang beraneka jenis ini, saya dapat dari bandar besar yang berada di Jakarta, Bandung dan Kota Bogor
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Usaha Nana (52), warga Kelurahan Cijoho, Kecamatan Kuningan, fokus untuk bisnis ikan hias dan cupang selama belasan tahun tak sia-sia. Kini penghobi ikan cupang di Kuningan makin banyak dan merata ke setiap wilayah Kuningan.
“Untuk mendapat ikan cupang beraneka jenis ini, saya dapat dari bandar besar yang berada di Jakarta, Bandung dan Kota Bogor,” kata Nana saat berbincang dengan Tribuncirebon.com, Rabu (3/6/2020).
Keberadaan ikan cupang dalam waktu tertentu mengalami perubahan masa.
“Untuk jumlah penghobi memang banyak, namun itu musim-musiman,” kata Nana yang hampir 20 tahun berjualan Ikan Cupang di Jalan Cut Nyak Dien, Kuningan.
TONTON VIDEO DI SINI
Menurut Nana, Ikan cupang memilik postur tubuh yang berbeda dengan ikan hias lainnya.
“Memiliki keunikan tersendiri, apalagi jenis ikan cupang itu sangat banyak sebutannya,” katanya.
Namun Jenis ikan cupang yang dijual di daerah Kuningan, tidak lah mahal.
“Paling kelas Kuningan, harga ikan cupang paling mahal seharga Rp 75 ribu untuk per ekornya,” katanya.
Mengenai jenis ikan cupang, kata Nana, ada jenis ikan cupang bagan hadmun, koi, serit dan ikan cupang plakat.
Sebagai pedagang ikan cupang, kata dia, pasokan barang jual datang dari luar daerah.
“Teknik penerimaan barang (Ikan, red), tentu menggunakan jasa penitipan atau ekspedisi. Namun saat pandemic covid-19, saya nitip barang (kemasan ikan, red) melalui jasa angkutan mobil sayuran,” ungkapnya.
• Seorang Anak Lari Ketakutan Lihat Sang Ayah Peluk Ibunya yang Bersimbah Darah Setelah Dibunuh
• Putra Pengasuh Pondok Pesantren di Garut Menjadi Tersangka Kasus Penipuan Umrah dan Investasi Bodong
• Ibu Tiga Anak Ini Mencuri Tandan Sawit Senilai Rp 76.500 untuk Beli Beras, Polisi Tetap Proses Hukum
Nana menyebutkan, daerah luar yang menjadi pemasok itu seperti Kota Bogor, Jakarta, Depok dan Kota Bandung.
“Pasokan ikan dari kota – kota tadi, merupakan peternak ikan partai banyak. Sebab di daerah Kuningan ini, sulit untuk dilakukan pengembangbiakan, akibat suhunya atau kondisi cuaca tak menentu dan cenderung lebih lembab,” ujarnya.
Saat mengawali bisnis ini, Nana mengatakan, harga jual ikan cupang masih hitungan ratusan rupiah.
“Mulai harga Rp 200 saat beberapa tahuan lalu dan sekarang termurah itu seharga Rp 2000 hingga sekarang, paling mahal seharga Rp 70 ribu,” katanya.
Cara Perawatan Ikan Cupang
Nana mengatakan, perawatan ikan cupang sangat mudah, karena ikannya tidak rewel dalam menghadapi perubahan cuaca.
“Caranya biasa, bisa pakai kolam atau akuarium dengan rajin membersihkan volue air. Terus dikasih pakan, baik dengan cacing atau pelet (pakan ikan, red),” katanya.
Untuk sirkulasi air, kata Nana, ini sama dengan perawatan ikan hias lainnya.
“Namun karakter ikan cupang ini kanibal dan suka tarung. Jadi, idealnya untuk per ekor ikan itu satu tempat, bisa dengan pakai botol beling dan sesuai kebutuhan postur ikan tersebut,” katanya.
Tempat atau botol berisi ikan cupang yang dijajakan, kata Nana, ini harus mendapat penghalang.
“Bisa dengan mengecat botol tersebut atau dengan ditutup barang lainnya. Ini supaya ikan tidak terus bergerak dan cepat lapar,” kata Nana sembari memperlihatkan ikan cupang yang dijajakan di lapak usaha miliknya.
Ikan Tarung
Soal sejarah Ikan tarung, kata Nana, dirinya tidak mengetahui persis perkembangan pada ikan cupang tersebut.
“Tapi kebanyakan dan pada umumnya, ikan cupang sudah beradu dan Ikan aduan,” katanya.
Ikan ini sangat agreasif terhadap ikan lain, kata Nana, salah satunya disebabkan bahwa ikan ini sebagai omnivore.
“Ikan cupang memang suka cacing dan tanaman ganggang juga,” katanya.
Mengenai adu ikan, Nana menyebutkan, itu bukan bagian dari kepribadian dia dalam memahami ikan – ikan cupang yang biasa ia jual.
“Namun ketika beradu, ikan cupang satu sama lain, saling memangsa dan melakukan gigitan pada tubuh ikan sebagai lawannya,” katanya.
Pada umumnya, kata Nana, saat ikan beradu itu hingga akhir sampai ada yang meninggal satu dari kedua ikan sebelumnya.
“Biasanya, ikan yang kalah itu tubuhnya rusak. Dan kondisinya tidak dalam satu titik tertentu saja,” katanya.