PSBM Jabar
Tim Penggerak PKK Jabar Sisir Penyebaran Covid-19 Hingga ke Desa-desa Melalui PSBM
dengan adanya kolaborasi dapur umum dan pengetesan diharapkan masyarakat yang sedang dalam masa PSBM di desa/kelurahan bisa mendapat perhatian dan pen
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil memastikan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di Jawa Barat berjalan dengan lancar.
PSBM merupakan terobosan baru Pemerintah Provinsi Jabar dalam menanggulangi COVD-19. PSBM adalah PSBB berbasis desa/kelurahan dan merupakan perluasan isolasi mandiri dengan lebih intens disertai pelayanan kepada masyarakat.
PSBM yang diterapkan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar adalah untuk menyisir penyebaran virus SarsCov-2, penyebab penyakit COVID-19, di satuan kewilayahan terkecil yakni di tingkat desa/kelurahan. Kegiatan pengetesan dalam PSBM juga didukung oleh kegiatan dapur umum yang digelar oleh PKK setempat.
“Beberapa wilayah di Jawa Barat dilakukan piloting project terkait dengan kasus-kasus yang muncul. Jadi, selama ini kan kita melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar provinsi dan kabupaten/kota). Tapi sekarang PSBB parsial, kita langsung mikro, kita lakukan sesuai dengan kasus yang muncul di masyarakat,” ujar Atalia saat memantau Desa Kasomalang Kulon, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Rabu (3/6).
Menurut Atalia, dengan adanya kolaborasi dapur umum dan pengetesan diharapkan masyarakat yang sedang dalam masa PSBM di desa/kelurahan bisa mendapat perhatian dan penanganan secara maksimal, mulai dari kebutuhan pangan hingga kebutuhan medis.
“Di masa PSBM ini memang diharapkan masyarakat yang saat ini selama 14 hari dikarantina, mereka betul-betul mendapatkan perhatian khusus dari kewilayahan dengan kolaborasi dan mereka diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan,” kata Atalia.
“Jadi, PKK ini diberikan tugas untuk memberikan makanan secara penuh tiga kali sehari. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini betul-betul bisa melokalisasi pasien atau keluarganya atau mereka-mereka yang berinteraksi secara langsung (dengan pasien positif COVID-19), sehingga tidak ada lagi penyebaran keluar,” ungkapnya.
Atalia mengapresiasi pemerintah dan warga Desa Kasomalang Kulon, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang yang memiliki program “Sauyunan Nata Desa Rasa Kota”.
• Kisah Pilu TKI Asal Bandung Barat Diperkosa dan Melahirkan Anaknya di dalam Penjara di Arab Saudi
• Dua Nelayan Tenggelam Saat Terbaliknya Perahu KM Putra Bahari GT 3 di Muara Karangsong Indramayu
• Ferdian Paleka YouTuber Prank Sembako Isi Sampah Bikin Pangling, Bebas, Mohon Ampun & Menyesal
"Program ini mengajak semua elemen masyarakat desa untuk turut ambil bagian dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 di Desa Kasomalang Kulon," katanya.
Sebelumnya, Atalia dan rombongan juga meninjau pelaksanaan PSBM di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Kepala Desa Tanimulya Lili Suhaeli mengatakan bahwa hingga kini sudah ada 291 warganya yang telah melakukan uji usap (tes swab).
Alat tes sendiri merupakan bantuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
Menurut Lili, para warga yang dites berasal dari dua klaster. “Sasaran (tes) untuk masyarakat, yang pertama dari klaster Pasar Antri (Cimahi) dan yang kedua dari Puskesmas Tagog Apu,” ujar Lili.
“Pengetesan yang dites kemarin 291 orang dengan tes swab. Hasilnya insyaallah besok, harapan kami semuannya negatif,” harapnya.