Cukup Bayar Rp 250 Ribuan Per Bulan, Warga Berpenghasilan Rendah Bisa Tinggal di Apartemen Transit

Apartemen transit tersebut di antaranya dibangun di Batujajar di Kabupaten Bandung Barat dan sudah dihuni.

Editor: Machmud Mubarok
bp3jb.jabarprov.go.id
Apartemen transit atau rumah susun di Batujajar. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kebutuhan rumah yang bertambah setiap tahunnya di Jawa Barat meningkatkan angka kesenjangan antara jumlah keluarga yang ada dengan jumlah kebutuhan unit hunian layak atau backlog.

Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat mencatat pada 2015, backlog atau kebutuhan rumah layak di Jabar masih 1.225.737 unit, dan pada 2019 membengkak menjadi 1.905.960 unit.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, Dicky Saromi, mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun apartemen transit juara di Jawa Barat.

Dengan membangun sejumlah apartemen atau rumah susun ini, pihaknya mendorong masyarakat berpenghasilan rendah tinggal di apartemen transit unit tipe 21 dan 24 dengan biaya sekitar 10 persen dari penghasilan bulanannya, atau antara Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu.

Selama masa transit maksimal 10 tahun, warga diwajibkan menabung untuk nantinya bisa membayar uang muka cicilan rumah tapak atau rumah susun hak milik. Pemprov Jabar pun menyapkan program pemberdayaan penghuninya seperti keterampilan menjahit, kuliner, sampai berkebun.

"Dengan biaya hanya Rp 250 ribuan per bulan, masyarakat berpenghasilan rendah bisa tinggal di hunian layaknya apartemen, yang ada berbagai fasilitas dan keamanan 24 jam. Sambil mereka menabung untuk uang muka membeli rumah," kata Dicky Saromi di kantornya, Jumat (28/2).

Apartemen transit tersebut di antaranya dibangun di Batujajar di Kabupaten Bandung Barat dan sudah dihuni. Antrean warga yang akan langsung mengisi apartemen tersebut setelah penghuninya pindah pun, mencapai ratusan keluarga.

Mantan Istri Gading Marten, Gisel Diperiksa Polisi, Terseret Kasus Dugaan Pembobolan Kartu Kredit

Peneliti Terkejut Saat Autopsi Jenazah Korban Virus Corona, Organ Dalam Korban Kondisinya Mengerikan

Takut Tak Diberi Jatah, Pria Ini Ikuti Keinginan Istri Untuk Merampok, Korban Selingkuhan Si Istri

Sejak 2010, dibangun 7 twin block atau 584 unit apartemen di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Kemudian dibangun juga apartemen transit di Ujungberung Kota Bandung dan di Solokanjeruk di Kabupaten Bandung sampai 2014.

"Kebanyakan dibangun di kawasan industri karena memang di antaranya untuk para pekerja industri. Sehingga mereka bisa menyicil uang muka untuk membeli rumah pribadi. Di apartemen ini sudah banyak antreannya," katanya.

Selanjutnya, Saromi mengatakan tengah membangun empat tower bangunan di Gedebage Kota Bandung. Pematangan lahannya akan dilakukan tahun ini dan rencananya dapat digunakan pada 2023. Empat tower 11 lantai tersebut dapat memenuhi 1.424 unit rumah untuk PNS dan mitra Pemprov Jabar. 

Peninggalan Ahmad Heryawan

 Apartemen transit Rancaekek di Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek‎, Kabupaten Bandung, sudah empat tahun beroperasi. Pada 2015, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meresmikan apartemen dengan sistem sewa atau rusunawa itu.

Rusunawa ini dibangun pada 2010. Kini, apartemen itu sudah dihuni ratusan orang. Sejak awal dibangun, apartemen ini memang dikhususkan untuk para pekerja di kawasan Bandung Timur.

Tribun menyambangi apartemen itu pada Kamis (1/8/2019). Sejumlah penghuni tampak hilir mudik keluar masuk apartemen. Di pintu gerbang masuk, sejumlah petugas keamanan berjaga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved