Remaja Indramayu Lumpuh
Kisah Seorang Ayah Merawat Anaknya yang Lumpuh Seorang Diri, Hanya Kerja Sebagai Buruh Giling Padi
Hal ini dialami oleh Suryadi (48) warga Blok Celeng Desa Juntikedokan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Bukan tugas yang mudah bagi seorang ayah merawat anak dengan kondisi lumpuh seorang diri.
Hal ini dialami oleh Suryadi (48) warga Blok Celeng Desa Juntikedokan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Kini keseharian pria paruh baya itu hanya merawat anak semata wayangnya, Cecep Mulyadi (17) yang lumpuh sejak 3 tahun terakhir.
Suryadi yang bekerja sebagai buruh giling padi itu bahkan saat ini sudah tidak lagi bekerja.
Seluruh waktunya didedikasi untuk merawat anak satu-satunya tersebut agar bisa lekas sembuh.
"Sekarang ngak bisa kerja karena ngurusin anak, istri sudah meninggal saat anak masih kecil (saat Cecep belajar berdiri)," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (14/2/2020).
Dikisahkan Suryadi, mulai dari membersihkan kotoran, seperti buang air besar dan buang air kecil anaknya, menyiapkan makan, mencuci, dan lain sebagainya ia lakukan seorang diri.
Kepada Tribuncirebon.com, Suryadi juga mengaku lelah dan berharap ada yang membantunya merawat Cecep Mulyadi.
• Remaja di Indramayu Ini Lumpuh Seusai Kecelakaan di Laut, Tulang Ekor Hancur, Tak Bisa Duduk Tegak
• Jangan Lupa Pendaftaran SNMPTN 2020 akan Dibuka Hari Ini, Jumat 14 Februari pada Pukul 14.00 WIB
"Ngak ada istri, jadi ngak ada yang bantu ngurus," ucapnya.
Hanya saja, yang membuatnya kuat karena Cecep Mulyadi merupakan satu-satunya anggota keluarga yang sekarang ia miliki setelah istrinya meninggal puluhan tahun yang lalu.
Adapun yang menjadi semangatnya ialah Cecep Mulyadi tidak pernah mengeluh akan penyakit yang dideritanya tersebut.
Suryadi juga merasakan bagaimana rasa sakit yang diderita anaknya tersebut.
Namun, Cecep tidak pernah menangis dihadapan dirinya.
"Paling ngeluh sakit di punggung, anaknya juga pendiam sih ngak nangis, ngak rewel," ujar dia.
• Dapat Cegah Kanker hingga Turunkan Berat Badan, Inilah 6 Manfaat Kulit Apel untuk Kesehatan Anda
• VIRAL Anggota Polisi Gendong Penumpang Bus Transjakarta, Merintih Kesakitan Kena Serangan Jantung
Sementara itu, Suryadi menyampaikan, menurut keterangan dokter penyakit yang diderita Cecep Mulyadi, yakni spondylosis lumbal atau saraf kecetit.
Penyakit itu diderita anaknya seusai mengalami kecelakaan saat mencari ikan di laut bersama temannya.
Saat itu Cecep Mulyadi terpelanting dengan posisi jauh punggung tepat mengenai sisi-sisi perahu.
"Saya tahu kejadian itu pas Cecep pergi ke tempat kerja saya di tempat pengilingan padi," ujar dia.
Karena keterbatasan biaya, perawatan Cecep Mulyadi hanya bisa dilakukan secara rawat jalan.
Lumpuh dan Tulang Ekor Hancur
Kisah pilu mesti dijalani Suryadi (48) warga Blok Celeng Desa Juntikedokan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Keseharian pria paruh baya itu kini hanya bisa merawat anak semata wayangnya yang lumpuh sejak 3 tahun terakhir.
Anak Suryadi, Cecep Mulyadi (17) kondisinya semakin hari kian memprihatinkan.
Di masa-masa mudanya yang seharusnya produktif dan berkarya, ia justru tidak bisa berbuat banyak dan hanya mampu berbaring ataupun duduk di atas kursi roda.
Ditemui Tribuncirebon.com, Suryadi yang tengah menemani Cecep Mulyadi berjemur di bawah terik matahari pagi di halaman depan rumah mereka menceritakan penyakit yang diderita anak satu-satunya tersebut.
Menurut dokter disampaikan Suryadi, Cecep Mulyadi menderita spondylosis lumbal atau saraf kecetit hingga mengakibatkan kelumpuhan.
"Kata dokter itu saraf kecetit, jadinya sekarang kaki Cecep sudah tidak bisa digerakan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (14/2/2020).
• TETANGGA Mulan Jameela Bongkar Sifat Asli Istri Ahmad Dhani Itu, Tertangkap Basah Sering Lakukan Ini
• Sambil Berkaca-kaca Putri Delina Mengaku Merasa Bersalah pada Teddy yang Kerap Disalahkan
Ia masih mengingat betul insiden yang membuat anaknya kini lumpuh, tragedi itu terjadi pada Maret 2017 lalu.
Saat itu Cecep Mulyadi diketahui tengah pergi mencari ikan bersama temannya di laut.
Nahas, saat kejadian tubuhnya terpelanting dengan posisi jauh punggung tepat mengenai sisi-sisi perahu.
"Saya tahu kejadian itu pas Cecep pergi ke tempat kerja saya di tempat pengilingan padi," ujar dia.
Seusai kejadian tersebut, kondisi Cecep Mulyadi justru semakin parah, remaja malang itu kini lumpuh mulai dari bagian pinggul hingga kaki akibat ada bagian saraf yang kecetit.
• Kasus Bullying SMP di Purworejo Berawal dari Para Pelaku Minta Uang Rp 2.000, Korban Melapor
• Terbang Jakarta-Jambi, Janda 40 Tahun Ngamar Bersama Brondong, Digerebek Polisi dalam Razia Hotel
Pada bagian yang lumpuh itu juga terlihat luka-luka seperti infeksi, luka tersebut menyebar pada bagian kaki hingga areal sensitif Cecep Mulyadi.
"Muncul sendirinya, kata dokter sih karena bagian tubuh itu jarang digerakan," ucap dia.
Kondisi Cecep Mulyadi juga diperparah dengan hancurnya tulang ekor akibat kecelakaan tersebut.
Hal ini yang membuatnya selalu bungkuk saat duduk.
Untuk duduk tegak pun Cecep Mulayadi mesti berjuang melawan rasa sakit yang teramat sangat.
Sementara itu, Lurah Juntikedokan, Casilah mengatakan, pihak desa sebenarnya sudah berupaya membawa Cecep Mulyadi berobat.
• LUCINTA LUNA Mengerang Kesakitan, Mata Melotot Saat Minta Obat Psikotropika, Keluarkan Suara Pria
• Adanya Penerbangan Internasional ke Malaysia, Mudahkan Para Tenaga Migran di Wilayah III Cirebon
"Dari desa sudah berusaha, kemarin pak kuwu, pak camat, pak danramil sudah menengok terus dibawa ke rumah sakit," ujar dia.
Meski demikian, rupayanya upaya tersebut belum membuahkan hasil.
"Sudah berapa hari pulang lagi, ternyata kondisinya masih begini, tapi kalau dari desa sudah melalukan upaya," ujarnya.
Dalam hal ini, karena keterbatasan biaya, perawatan Cecep Mulyadi hanya bisa dilakukan rawat jalan.
Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul Remaja di Indramayu Ini Lumpuh Seusai Kecelakaan di Laut, Tulang Ekor Hancur, Tak Bisa Duduk Tegak