Internasional

Seorang Dokter Cantik Tewas Bunuh Diri, Setelah Tahu Sang Suami Menerima Pesan Sayang dari Pria Lain

Dokter wanita berusia 31 tahun ini diketahui nekat mengakhiri hidup setelah mendapat pengakuan mengejutkan dari sang suami.

Editor: Mumu Mujahidin
Kolase gambar tangkap layar Oriental Daily
6 Bulan Menikah, Dokter Wanita Ini Bunuh Diri setelah Temukan Pesan Cinta dari Lelaki untuk Suaminya 

Suami dokter itu dituntut atas tuduhan penipuan dan diminta untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 1,2 M.

Namun karena tak kunjung menemui titik terang, pihak pengadilan akhirnya melepaskan suami dokter itu dari tuntutan.

Mungkinkah Penyuka Sesama Jenis "Disembuhkan"?

Orientasi seksual yang menyukai sesama jenis sering dianggap sebagai sebuah penyimpangan atau penyakit.

Karenanya kaum homoseksual itu dituntut untuk "disembuhkan".

Hanya ada dua gender, yakni laki dan perempuan, serta ketertarikan seksual seharusnya dengan lawan jenis.

Dokter bedah saraf dari RS Mayapada Jakarta, dr.Roslan Yusni Hasan, mengatakan, orientasi seksual seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelaminnya, melainkan melalui otaknya.

Petinggi King of The King Diciduk Polisi di Karawang, ASN Pemkab Karawang Itu Dituding Menipu

ZODIAK Besok, Selas 4 Februari 2020, Aries Pertahankan Prinsip, Jangan Dengarkan Apa Kata Orang

"Sebetulnya orientasi seksual manusia itu omniseksual, artinya kepada apa saja bisa. Semua itu dipengaruhi oleh pertumbuhan otaknya sejak dalam kandungan," katanya kepada Kompas.com (27/1/16).

Oleh karena dipengaruhi oleh otak, menurutnya orientasi seksual seseorang itu tidak bisa diubah, kecuali mengubah bagian tertentu di otaknya.

Hal senada diungkapkan dokter psikiatri Andri, Sp.KJ.

"Homoseksual murni itu tidak bisa diubah. Kalau ada yang akhirnya bisa menikah dengan lawan jenis kemungkinan dia biseksual," katanya.

Dalam prakteknya sehari-hari, menurut Andri, orang dengan orientasi seksual homoseksual banyak yang depresi.

Tetapi mereka bukan depresi karena orientasi seksualnya.

Pria Enam Anak Ini Berduka Berat, Tiga Anaknya Tewas Ditabrak Mobil Saat Beli Es Krim

Hendak Pulang Kampung Setelah Terima Gaji, Suwarno Malah Beneran Pulang untuk Selamanya

"Pemicu depresinya biasanya karena mendapatkan stigma dan diskriminasi dari sekitar setelah identitasnya diketahui, bingung menempatkan diri di masyarakat, atau merasa kehilangan orang yang bisa memahami dirinya," ujar dokter dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Memang ada kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang mengalami ego distonik atau tidak bisa menerima keadaan dirinya sehingga merasa kesepian, malu, dan depresi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved