Kunker Anggota DPR RI ke Indramayu
Anggota DPR RI Herman Khaeron Khawatir Permasalahan Perum Bulog Berdampak Pada Petani
Ia mengatakan harus ada upaya penyelamatan terhadap perusahaan plat merah tersebut agar tidak merambat ke sektor-sektor lain.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Salah satunya dengan memindahkan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sebelumnya ditangani Kementerian Sosial (Kemensos) ke Perum Bulog.
• BREAKING NEWS Anggota DPR RI Kunker ke Gudang Bulog Pekandangan Indramayu, Beras Numpuk di Gudang
• 20.000 Ton Beras di Gudang Bulog Indramayu Dibuang, Salah Satunya Akibat Tersendat Penyaluran
• Saffron Rempah Termahal di Dunia, Bermanfaat Menyembuhakan Berbagai Penyakit, Diabetes dan Lainnya
Atau dengan kata lain, menyerahkan secara menyeluruh penyaluran beras dalam program BPNT kepada Perum Bulog, sama seperti pada saat program beras sejahtera (Rastra) atau program beras bagi warga miskin (Raskin) sebelumnya.
"Upaya ini dilakukan menindaklanjuti terkait keinginan Pak Presiden untuk bisa mencarikan solusi terhadap masa depan Bulog," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat mengecek persediaan beras di Gudang Bulog Pekandangan Jalan Soekarno-Hatta Indramayu, Minggu (5/1/2020).
Herman Khaeron menjelaskan, saat ini Perum Bulog dibebani oleh pinjaman komersial, dengan mekanisme yang harus dijalankan adalah penugasan dengan batasan harga.
Di sisi lain, Perum Bulog juga diminta melakukan pembelian tertinggi dari para petani agar tidak merugi.
• Muncul ke Publik Sosok Suami Sah Lina Mantan Istri Sule, Begini Teddy: Bunda Sempat Gendong Si Kecil
• Sering Kedatangan Almarhum Olga Syahputra di Dalam Mimpi, Begini Pengakuan Jessica Iskandar
• KISAH Armanah Ibu Tunanetra Lolos Dari Longsor, Digendong Anak 3 Jam Hingga Tercebur Lumpur
"Bulog diminta melakukan pembelian tertinggi dari petani supaya petani tidak rugi, harga jual harga penugasan, stabilisasi harga juga harga penugasan. Sedangkan penyaluran beras tersumbat, Ini kan bisa rugi," ujar dia.
Meski demikian, Herman Khaeron berpendapat utang perusahaan merupakan hal yang biasa dalam perputaran omzet.
Selama barang tersedia, dirinya optimis utang perusahaan itu bertahap bisa berkurang.
Namun, dengan catatan, penyaluran stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog itu ke outlet-outlet harus seimbang dengan penyerapan beras dari petani.
"Tetapi kalau kemudian tersumbat outletnya, lantas kemudian barangnya busuk dan tidak tersalurkan, ini berbahaya terhadap beban utang," ujar dia.
Sebanyak 20 Ribu Ton Beras Dibuang
Sudah ada sebanyak 20.000 ton beras di gudang penyimpanan beras mengalami disposal atau pembuangan.
Pembuangan ribuan beras itu dikarenakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mengalami perubahan kualitas atau mutu dan tidak laku dijual.
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengatakan, fenomena beras disposal ini tidak terlepas dari terlalu lamanya beras yang disimpan di gudang akibat penyaluran CBP tersendat.
"Ada kasus 20.000 ton disposal, ini akan terjadi lagi nanti kedepan, mungkin akan bertambah jumlahnya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat mengecek persediaan beras di Gudang Bulog Pekandangan Jalan Soekarno-Hatta Indramayu, Minggu (5/1/2020).
• BREAKING NEWS Anggota DPR RI Kunker ke Gudang Bulog Pekandangan Indramayu, Beras Numpuk di Gudang
• KISAH Armanah Ibu Tunanetra Lolos Dari Longsor, Digendong Anak 3 Jam Hingga Tercebur Lumpur
• Pernyataan Prabowo dan Menlu Retno Marsudi Terkait Polemik Laut Natuna, Tolak Kleim Sepihak China