Kisah Relawan Penjinak Api di Gunung Ciremai, Kekurangan Logistik hingga Didatangi Makhluk Astral
Namun, karena kelelahan, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di dekat lokasi kebakaran. Kami istirahat dulu untuk kembali berjuang
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Dedi mengatakan, sejak kecil ia memang sudah memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan makhluk gaib. Kemampuan itu, ujarnya, adalah turunan.
"Dulu, buyut saya di sini (Desa Padaherang) adalah jawara. Desa saya juga merupakan desa tertua di Sindangwangi, makanya hal-hal tersebut sangat kental di sini. Nah, mungkin, saya memiliki keahlian ini karena dari buyut saya," ujarnya.
• Jerinx SID Meradang, Anda di Mana Saat Bom Bali 1? Masih Menuduh Saya Membela Teroris?
• Pusaka Wiralodra yang Hilang Dijual Ternyata Ada di Pameran, Disparbud Indramayu Mengaku Tak Tahu
Saat berinteraksi, kata Dedi, ia meminta makhluk itu untuk tak mengganggu. Ia jelaskan, keberadaan timnya di sana justru untuk memadamkan api.
Esok harinya, dengan keadaan api yang belum padam, Dedi berinisiatif menambah personel untuk membantu proses pemadaman. Ia meminta kepada anggota komunitasnya untuk segera membantu. "Sekitar 40 orang kemudian datang untuk membantu," kata Dedi.
Akhirnya, setelah lima hari berjibaku, kobaran api bisa dipadamkan. Kebakaran menghanguskan sekitar 227 hektare di Sektor Awilega, di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi.
Selain para relawan, pemadaman api juga dilakukan petugas gabungan dari BPBD Majalengka, Polri, TNI, dan lain-lain. "Tanpa bantuan semua elemen, upaya pemadaman api mungkin tak akan berhasil secepat ini," kata Dedi. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/cirebon/foto/bank/originals/penjinak-api-ciremai.jpg)