Digitalisasi QRIS
Benggol Kayu dan QRIS di Kaki Gunung Ciremai: Ketika Tradisi dan Digitalisasi Menyatu di Bantaragung
Benggol Kayu dan QRIS di Kaki Gunung Ciremai: Ketika Tradisi dan Digitalisasi Menyatu di Bantaragung
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Sejak pertama kali digelar pada Oktober 2024, Pasar Bumi Pakuwon menjadi katalis ekonomi baru Bantaragung.
Sedikitnya seribu pengunjung datang setiap bulan dari Cirebon, Kuningan, Indramayu, bahkan Jakarta dan Bogor.
Baca juga: Gempa Terkini di Jawa Timur, Magnitudo 5,0 Guncang Sumenep, Tak Berpotensi Tsunami
“Okupansi vila dan homestay meningkat setiap kali pasar dibuka. Ekonomi warga ikut terangkat,” ujar Wawan.
Uang yang berputar berasal dan kembali ke warga.
Dari bahan baku, hasil penjualan, hingga penginapan, semua digerakkan oleh masyarakat sendiri.
Pendampingan dari Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Cirebon menjadi titik penting dalam perjalanan Pasar Bumi Pakuwon.
Lewat program Desa Wisata Inklusif, Bank Indonesia memperkenalkan sistem pembayaran digital kepada para pedagang UMKM, sekaligus membantu mereka mengatur pencatatan keuangan.
Baca juga: Sule Tak Buru-buru Nikah Lagi, Ayah Rizky Febian Santai Urusan Jodoh
BI Cirebon sendiri telah memberikan dukungan kepada Desa Wisata Bantaragung sejak 2019 dengan membentuk klaster padi organik.
BI Cirebon juga sudah memfasilitasi kunjungan atau studi banding ke Ubud, Bali, bagi masyarakat Bantaragung untuk mempelajari pengelolaan pariwisata secara mandiri.
Selain pengembangan wisata, BI Cirebon rutin memberikan pelatihan digitalisasi, termasuk pemasaran digital dan penggunaan QRIS.
Tujuannya supaya masyarakat desa dapat memperluas pasar secara mandiri.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Cipularang, Sopir Ditabrak Travel Saat Berhenti di Bahu Jalan, Ini Identitasnya
“Kami ingin membiasakan masyarakat menggunakan transaksi digital tapi tetap dengan nuansa lokal,” ujar Wawan.
Kini, pedagang tak lagi canggung memakai QRIS.
Pencatatan pendapatan menjadi lebih mudah, transaksi lebih aman dan wisatawan merasa praktis.
Inilah wajah baru desa yang berdaulat secara ekonomi sekaligus berakar pada kearifan lokal.
Untuk mencapai pasar ini, pengunjung harus melewati jalan setapak di antara hamparan sawah hijau dengan latar Gunung Ciremai yang megah.
Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Buka Jasa Doa, Alfatihah Ditarif 20 Juta Tuai Kririk Pedas Warganet
Di sisi barat, sungai kecil mengalir tenang memantulkan cahaya sore keemasan.
Panorama itu menjadi simbol bahwa ekonomi hijau dan pariwisata berkelanjutan bisa tumbuh dari desa.
Bantaragung bukan hanya tentang pemandangan, tapi tentang cara warganya menjaga harmoni antara ekonomi dan budaya.
Mereka tidak sekadar menjual makanan, tapi juga nilai tentang gotong royong, kreativitas, dan kebanggaan terhadap identitas lokal.
Baca juga: Dana Transfer ke Kota Cirebon Dipotong Rp 255 Miliar, Edo: Kalau Enggak Efisiensi, Kami Bisa Minus!
Menjelang malam, suara gamelan perlahan memudar.
Anah membereskan sisa sayur, Ilah menghitung benggol di tangan.
“Habis juga,” katanya pada suaminya, tersenyum lega.
Pasar Bumi Pakuwon kembali menutup kisahnya malam itu.
Namun bagi warga Bantaragung, setiap kali pasar usai, kehidupan akan berputar lagi bulan depan.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu, Raize Tabrak Pembatas Lalu Terbelah dan Terbakar, Ini Nama Korban
Akan ada ribuan pengunjung, ratusan transaksi, dan puluhan cerita baru yang lahir di bawah cahaya lampu minyak.
Pasar Bumi Pakuwon bukan hanya tentang ekonomi rakyat, tapi juga filsafat hidup orang Sunda, bahwa kesejahteraan harus tumbuh dalam harmoni dengan alam dan budaya.
Di sinilah kearifan lokal bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi.
Dan dari sinilah, Majalengka mengirim pesan kepada dunia, masa depan ekonomi berkelanjutan bisa dimulai dari sebuah benggol kayu.
Kondisi Terkini Sertu Agus Sang Tentara Miliarder Asal Kuningan, Kini Punya Bisnis Baru |
![]() |
---|
Pedagang di Pujasera Telkom University Temukan Barcode QRIS Palsu, Belasan Warung Jadi Korban |
![]() |
---|
Hasil Drawing Denmark Open 2025, Anthony Ginting Hingga Fajar/Fikri Dapat Lawan Sulit |
![]() |
---|
Gempa Terkini di Jabar, Baru Saja Terjadi di Sukabumi, Pusat Lindu di Laut |
![]() |
---|
Gempa Terkini di Jawa Barat, Baru Saja Melanda Garut Subuh Ini, Pusatnya di Laut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.