DPRD Kota Cirebon
DPRD Kota Cirebon Usul Batas Produksi Dapur MBG 2.000 Porsi Per Hari, Agar Kualitas Makanan Terjaga
DPRD Kota Cirebon mengusulkan agar dapur MBG memproduksi makanan 2.000 porsi per hari.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon meminta agar kapasitas dapur penyedia makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dibatasi maksimal 2.000 porsi per dapur.
Usulan ini muncul setelah forum evaluasi menemukan sejumlah peristiwa di lapangan yang diduga terjadi akibat kelelahan para pekerja dapur.
Dalam rapat evaluasi pelaksanaan program MBG di Ruang Rapat Griya Sawala, Kamis (6/11/2025), Komisi III DPRD Kota Cirebon mengundang sejumlah pihak terkait, mulai dari Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kota Cirebon, Ashar Saputra, hingga perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitrah Malik.
Ia menyoroti, bahwa beberapa kejadian yang menimpa pelaksanaan MBG bukan disebabkan oleh sistem, melainkan karena beban kerja berlebih yang dialami para pekerja dapur.
"Berdasarkan hasil evaluasi, kami menemukan beberapa kejadian di lapangan terjadi karena faktor kelelahan para pekerja dapur akibat tingginya beban kerja,” ujar Fitrah saat kembali berbincang dengan media, Jumat (7/11/2025).
Menurutnya, DPRD akan memberikan rekomendasi resmi agar kapasitas produksi di setiap dapur dikaji ulang.
Langkah ini penting untuk mencegah kesalahan akibat human error yang bisa berpengaruh pada kualitas makanan.
“Kami akan merekomendasikan agar kapasitas produksi satu dapur maksimal hanya 2.000 porsi."
“Porsi yang terlalu banyak membuat tenaga kerja kelelahan dan ini perlu diantisipasi agar kualitas layanan MBG tetap terjaga,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, bahwa DPRD tetap mendukung penuh keberlanjutan program MBG, namun pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia dan infrastruktur agar tidak menimbulkan dampak negatif di lapangan.
“Kami tidak ingin program yang baik ini justru menimbulkan beban bagi pelaksana di lapangan."
"SDM dan infrastruktur perlu dievaluasi agar pelaksanaannya ideal,” jelas dia.
Sebelumnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Cirebon sempat menjadi sorotan publik setelah ditemukan makanan yang basi dan mengandung ulat di SDN Argapura, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti.
Kepala SPPG Kalijaga 2, Alvin Raka, membenarkan laporan tersebut.
Ia menjelaskan, bahwa pihak dapur sudah menjalankan prosedur memasak dan distribusi sesuai aturan.
Namun, dugaan muncul, bahwa waktu tempuh distribusi dan kondisi penyimpanan makanan menyebabkan kerusakan sebelum sampai di sekolah.
"Dalam hal ini dapur kami memang terdeteksi ada makanan basi."
"Padahal dari dapur kami sendiri masak itu sudah sesuai prosedur. Kami mulai masak jam 3 pagi dan matang jam 4,” ujar Alvin saat ditemui, Senin (3/11/2025).
Ia menambahkan, sebelum dikirim pukul 07.00 pagi, pihaknya telah melakukan uji organoleptik untuk memastikan bau, rasa dan tampilan makanan dalam kondisi baik.
Namun, Alvin menduga lamanya waktu distribusi dan suhu ruangan menjadi penyebab makanan cepat rusak.
“Sebelum berangkat distribusi kami sudah uji organoleptik, aman-aman saja."
"Mungkin karena masa waktu yang sudah panjang, jadi terjadi makanan basi ini,” katanya.
Terkait temuan ulat di salah satu menu, Alvin menduga hal itu berasal dari sayur kacang panjang organik yang digunakan.
“Kalau ulat, mungkin itu dari kacang panjang. Karena dapur kami tidak menggunakan pestisida, jadi kemungkinan di situ ada ulat,” jelasnya.
Meski begitu, ia memastikan bahan makanan sudah dibersihkan sebelum dimasak.
“Sudah dibersihkan, mungkin karena terlewat atau bagaimana."
"Tapi ke depan, kualitas akan kami tingkatkan,” katanya.
Dinas Kesehatan Kota Cirebon juga telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut.
Untuk sementara, dapur SPPG Kalijaga 2 mengimbau agar makanan yang dikirim ke SDN Argapura tidak dikonsumsi dulu sambil menunggu hasil pemeriksaan.
"Tadi diarahkan untuk tidak dikonsumsi untuk hari ini,” ujar Alvin.
Dapur SPPG Kalijaga 2 sendiri setiap hari menyalurkan sekitar 3.300 porsi makanan bergizi ke 14 sekolah di wilayah Kelurahan Kalijaga dan Argasunya.
Baca juga: Takut Lapak Tiba-tiba Ditertibkan Pemprov Jabar, PKL Kesambi Ngadu ke DPRD Kota Cirebon
| Takut Lapak Tiba-tiba Ditertibkan Pemprov Jabar, PKL Kesambi Ngadu ke DPRD Kota Cirebon |
|
|---|
| Tinjau Langsung Proses Pengelolaan MBG di SPPG Larangan, Komisi III DPRD : Sudah Berjalan Baik |
|
|---|
| Komisi III Minta Wali Kota Tegas Soal Stadion Bima, Dispora Harus Buat Master Plan |
|
|---|
| Terkait Stasiun Cirebon, DPRD Fasilitasi Pertemuan Manajemen PT KAI, BT Batik Trusmi & Pegiat Budaya |
|
|---|
| DPRD Kota Cirebon Minta Pemkot Perhatikan Keterbatasan Personel Satpol PP |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.