Keracunan MBG di Cirebon
20 Murid Diduga Keracunan, Korwil Pendidikan Weru Cirebon: Orang Tua Korban Tak Mau Lagi Terima MBG
Pascainsiden dugaan keracunan menu MBG yang menimpa puluhan murid SDN 2 Weru Wetan, sejumlah orang tua siswa mengaku trauma
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Ringkasan Berita:
- Pascainsiden dugaan keracunan menu MBG yang menimpa puluhan murid SDN 2 Weru Wetan, Sejumlah orang tua murid mengaku trauma
- Korwilbidikcam) Weru turun ke lapangan untuk cek kondisi murid-murid yang diduga keracunan setelah makan menu MBG
- Dugaan penyebab keracunan berasal dari ayam suwir dalam paket soto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Pascainsiden dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa puluhan murid SDN 2 Weru Wetan, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, sejumlah orang tua murid mengaku trauma.
Mereka bahkan memilih untuk tidak lagi menerima jatah MBG bagi anaknya karena khawatir kejadian serupa terulang.
Ketua Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan (Korwilbidikcam) Weru, Warpin mengatakan, dirinya langsung turun ke lapangan begitu mendengar kabar dugaan keracunan tersebut.
Baca juga: Usai 20 Murid SD di Cirebon Diduga Keracunan Soto MBG, Sekda Minta Evaluasi Total Makan Bergizi
“Saya mengetahui insiden itu sekitar pukul 12.30 WIB (kemarin) dan langsung menuju Puskesmas Plered untuk mengecek kondisi anak-anak yang diduga keracunan setelah makan menu MBG,” ujar Warpin saat ditemui media, Rabu (5/11/2025).
Usai dari puskesmas, Warpin melanjutkan peninjauan ke SDN 2 Setu Wetan untuk memastikan jumlah korban.
“Setelah saya tanya ke pihak sekolah, ternyata ada 20 anak yang diduga keracunan MBG."
"Beberapa orang tua korban mengaku trauma dan tidak mau lagi anaknya menerima menu MBG,” ucapnya.
Menurutnya, dari laporan yang diterima, dugaan penyebab keracunan berasal dari ayam suwir dalam paket soto yang sudah tercium aroma bau anyir.
“Dari 20 siswa itu sebagian besar anak-anak kelas 5 dan 6."
"Padahal sebelum dibagikan ke murid, makanannya sudah dicek dan dicicipi terlebih dahulu oleh salah satu guru, meskipun memang tidak semuanya dicicipi,” jelas dia.
Warpin mengaku, hingga saat ini belum memastikan apakah para murid yang menjadi korban sudah kembali bersekolah atau belum.
“Belum saya cek lagi ke sekolahnya,” katanya.
Pagi sebelum kejadian, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Setu Kulon sudah sibuk sejak dini hari.
Baca juga: Keracunan MBG di Weru Cirebon, Soto Ayam Dimasak Jam 2 Pagi, Makan Siang Murid Langsung Mual
Asap mengepul dari wajan besar berisi rebusan daging ayam yang akan diolah menjadi menu soto untuk program MBG.
Namun beberapa jam kemudian, puluhan murid SD di Kecamatan Weru justru mual dan muntah usai menyantap soto tersebut.
Kepala SPPG Setu Kulon, Azis Mufidz Hidayat, menyebut indikasi awal penyebab keracunan berasal dari daging ayam.
“Kalau indikasinya dari ayam, Pak. Tapi bukan dari kuahnya, melainkan daging ayamnya,” kata Azis, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, proses memasak dilakukan sejak pukul 02.00 dini hari dan makanan dikirim ke sekolah sekitar pukul 08.00 pagi.
“Kalau sebelum didistribusikan itu belum bau."
"Mungkin saat sampai di sekolah, ya, itu sudah bau,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolresta Cirebon Kombes Sumarni menuturkan, pihaknya langsung turun ke lokasi begitu mendapat laporan.
“Kami langsung ke sekolah dan ke puskesmas."
"Dari pendataan, ada 20 murid yang sempat dirawat di Puskesmas Plered,” kata Sumarni.
Ia memastikan semua sertifikasi dapur penyedia MBG lengkap, namun sampel makanan tetap dibawa untuk diuji di laboratorium.
“Kami mohon waktu, ya, untuk hasil lab-nya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni, membenarkan ada laporan dugaan keracunan tersebut.
“Ya, ada 20 siswa yang mengalami pusing, mual, muntah setelah makan MBG."
"Dari jumlah itu, 13 sudah pulang, sisanya tujuh masih observasi,” ungkapnya.
Meski dapur pengolahan MBG dinilai bersih dan memenuhi standar, Eni mengaku menerima laporan dari orang tua soal aroma ayam yang agak asam.
“Daging suwirnya cukup bau. Makanya sampelnya diambil, mudah-mudahan hasilnya segera keluar,” ujarnya.
Program MBG hari itu diketahui menyasar sekitar 3.000 siswa di delapan sekolah dasar di Kecamatan Weru, namun sejauh ini hanya satu sekolah yang melaporkan adanya gejala mual.
“Belum ada laporan tambahan. Mudah-mudahan jangan ada lagi,” ucapnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.