Pelecehan Seksual di Cirebon
Oknum Guru yang Lecehkan Murid di Cirebon, Sudah Ditangkap? Begini Kata Polisi
Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang oknum guru sekolah dasar di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, masih terus bergulir.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang oknum guru sekolah dasar di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, masih terus bergulir.
Kabar mengenai penangkapan oknum guru tersebut sempat beredar di tengah masyarakat.
Namun, kepolisian menegaskan saat ini masih fokus pada pemeriksaan saksi-saksi dan pendalaman laporan.
Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol I Putu Ika Prabawa mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan resmi terkait kasus itu.
Baca juga: 4 Pendamping Desa di Cirebon Terseret Kasus Korupsi Pajak Rp 2,9 Miliar, Modus Rapi Terbongkar!
“Masih pemeriksaan saksi-saksi, sabar ya. Laporan polisi sudah ada."
"Diduga korban sementara ada lima orang."
"Anak korban masih dicarikan waktu yang tepat untuk dilakukan visum,” ujar Putu saat dikonfirmasi, Rabu (17/9/2025) malam.
Seperti diketahui, lima anak yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh sang guru melaporkan kasus tersebut ke Polresta Cirebon, Selasa (16/9/2025) sore.
Baca juga: Jadi Penyangga Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Patimban Siap Dorong Ekspor Impor Bidang Otomotif
Mereka datang bersama orang tua masing-masing dan didampingi langsung Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon.
Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Fifi Sofiyah mengungkapkan, pihaknya akan terus mendampingi para korban dalam proses hukum maupun pemulihan psikologis.
“Ada lima korban yang melaporkan ke Polresta Cirebon dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru."
"Kita bersama orang tua melaporkan kejadian ini dan akan melakukan pendampingan karena korban mengalami trauma,” ucap Fifi.
Baca juga: Lapangan Rp 229 Juta, Kok Tanah Lumpur Empang? Warga Desa Bungko Cirebon Protes Keras
Fifi menambahkan, jumlah korban sebenarnya diduga lebih banyak.
“Diindikasi korban ada sembilan orang, nanti yang empatnya menyusul untuk melaporkan juga. Rata-rata korban masih kelas 5 SD."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.