Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Dampak dugaan kasus keracunan massal pelajar SMPN 1 Cilimus, seusai menyantap MBG (Makan Bergizi Gratis) menjadi perhatian dan pengawasan pemerintah daerah.
"Mendengar kabar keracunan yang melibatkan pelajar seusai mantap MBG, tentu sangat prihatin. Namun sekarang sudah kembali berjalan seperti pada biasanya," kata Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy kepada wartawan di Gedung DPRD Kuningan, Selasa (5/8/2025).
Menyinggung soal perjalanan kebijakan MBG tersebut, Zul sapaan akrab Ketua DPRD Kuningan mengemuka, sejak awal beroperasi MBG di Kuningan ia tak mengetahuinya secara pasti.
"Saya tidak mengetahui cara kerja dan mekanismenya seperti apa. Soalnya, ini kebijakan pusat yang berjalan di daerah," kata Zul lagi.
Selain tidak mengetahui aturan main dalam pelaksanaan program MBG, Zul mengungkap untuk jumlah dapur MBG tidak tahu persis berapa banyak unit bangunan yang digunakan kegiatan MBG tersebut.
"Untuk jumlah dapur MBG atau data SPPG, saya tidak tahu berapa banyak jumlahnya," katanya.
Peristiwa keracunan massal dialami puluhan pelajar SMPN 1 Cilimus seusai menyantap makan bergizi gratis (MBG) dari olahan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus.
Berikut sejumlah fakta yang berhasil dihimpun Tribun mengenai peristiwa ini :
1. Kejadian pelajar keracunan seusai menyantap MBG yang diketahui memiliki menu nasi kuning, susu kemasan, telur, dll.
Dari menu itu keluar bau tak sedap persis dari telur hasil olahan dalam makanan tersebut.
Kejadian menghebohkan ini berlangsung sekitar pukul 14. 00 WIB pada hari Kamis (31/7/2025).
2. Puluhan pelajar keracunan dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat (Puskemas), sebagai tindak lanjut.
Sebelumnya mereka mendapat penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan alias keracunan di tempat kejadian atau lembaga pendidikan.
3. Bupati dan Dandim 0615 / Kuningan langsung mengunjungi puskesmas, untuk melihat langsung penangan medis yang diberikan petugas kesehatan setempat.