Longsor di Gunung Kuda Cirebon

Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Minta Pencarian Tak Hanya Selesai 7 Hari: Pokoknya Sampai Ketemu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KELUARGA KORBAN LONGSOR - Para perwakilan keluarga korban longsor Gunung Kuda Cirebon yang belum ditemukan berkumpul bersama Tim SAR Gabungan di lokasi longsor di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Keluarga korban yang belum ditemukan dalam tragedi longsor tambang batu di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, mendesak agar proses pencarian diperpanjang.


Mereka berharap tim SAR gabungan tetap melakukan evakuasi hingga seluruh korban ditemukan.


Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Euis Nurhayati, istri dari Dedi Setiadi, salah satu korban yang hingga kini belum ditemukan, usai mengikuti mediasi bersama tim SAR gabungan pada Rabu (4/6/2025).


“Ya saya maunya gak hanya tujuh hari, tapi terus sampai ketemu gitu,” ujar Euis kepada awak media. 

Baca juga: Isak Tangis Iringi Doa Lintas Agama di Lokasi Longsor Gunung Kuda: Anaknya Nurhakiman Nangis Terus


Ia menyampaikan, bahwa dirinya berencana mengajukan surat permohonan resmi kepada Bupati Cirebon agar pencarian diperpanjang.


Meski belum pasti, Euis menegaskan, bahwa keluarga korban tidak setuju jika pencarian dihentikan dalam dua hari ke depan.


“Dari saya gak setuju kalau sampai dua hari terakhir sudah gitu, pengennya sih diperpanjang dua tiga hari gitu, sampai ketemu,” ucapnya.


Euis menuturkan, suaminya sudah bekerja selama 17 tahun di lokasi tambang sebagai kuli muat.


Selama proses pencarian, keluarganya selalu bergantian menunggu di lokasi dan juga memantau dari rumah sakit, namun hingga kini belum ada kabar penemuan jasad suaminya.


“Harapannya ya pengen ditemukan jasadnya. Sudah ikhlas tapi pengen ditemukan gitu, diperpanjang proses pencariannya,” jelas dia, lirih.


Senada dengan Euis, Herti, istri dari korban lain bernama Tono, juga berharap pencarian diperpanjang hingga seluruh korban ditemukan.


Tono bekerja sebagai sopir truk di lokasi tambang dan menjadi tulang punggung keluarga.


“Pengennya sih suami saya atas nama Tono ditemuin, pengennya diperpanjang. Pokoknya sampai ketemu,” kata Herti.


Herti mengaku mendapat kabar longsor pada pukul 10 pagi dan langsung merasa syok.


Menurutnya, tidak ada firasat aneh dari sang suami sebelum berangkat kerja. 


Justru yang terasa janggal adalah waktu keberangkatan Tono yang lebih pagi dari biasanya.

Baca juga: Ayah Tidur di Sana, Dek, Kisah Istri Korban Longsor Gunung Kuda dan Anak yang Masih Cari Ayahnya


“Biasanya agak siangan, tapi hari Jumat itu jam 5 pas dia berangkat,” ujarnya.


Ia mengatakan, bahwa setiap hari keluarganya, termasuk anak-anak, menunggu kabar di lokasi evakuasi. 


“Kalau ambulance bunyi tuh, duh dengar suaranya tuh merinding,” ucap Herto, menahan haru.


Tragedi longsor di Gunung Kuda hingga hari ke-6 proses pencarian telah menelan 21 korban jiwa dan 4 di antaranya masih dalam proses pencarian, termasuk Dedi Setiadi dan Tono. 


Warga dan keluarga korban berharap, pencarian tidak dibatasi waktu dan bisa dilanjutkan hingga semua korban berhasil ditemukan dan dimakamkan secara layak.


Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status tanggap darurat bencana usai terjadinya longsor di kawasan pertambangan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) pagi. 


“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Hari ini, Jumat 30 Mei pukul 09.30 WIB tadi pagi telah terjadi bencana longsor di area pertambangan Gunung Kuda."


"Kami menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat sekaligus Kepala BPBD Jabar, Herman Suryatman, saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Jumat (30/5/2025) malam.


Saat itu, Herman menyebut, pihaknya menggelar konsolidasi bersama jajaran Forkopimda, termasuk Wakil Bupati Cirebon, Danrem, Dandim, Kapolresta Cirebon, Basarnas, serta BPBD kabupaten dan provinsi, guna menyusun strategi penanganan bencana secara cepat dan terkoordinasi.


Malam harinya, Pemkab Cirebon langsung menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari ke depan, artinya hingga Kamis (5/6/2025) besok. 


Berikut data empat korban yang hingga kini masih dalam pencarian:


1. Muniah (45) – Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon

 


2. Sudiono (51) – Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon

 


3. Tono bin Sudirman (57) – Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon

 


4. Dedi Setiadi (47) – Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon

Berita Terkini