"Kalau dalam empat hari ke depan lahan tidak mendapat pasokan air, petani terpaksa menunda masa tanam hingga satu bulan."
"Ini sangat berisiko karena akan berdampak pada hasil panen dan biaya produksi," ucap Wasrun.
Ia menilai kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah agar menyiapkan solusi jangka panjang bagi wilayah pertanian di hilir.
Salah satu usulan yang diajukannya adalah pembangunan sumur dalam sebagai sumber air alternatif saat irigasi terganggu atau di musim kemarau.
"Kami di sini sering tidak mendapat pasokan air saat debitnya berkurang, karena posisi desa paling ujung, air dari hulu sudah habis duluan."
"Makanya kami butuh sumur dalam untuk bantu pengairan," ujar dia.
Kekeringan ini juga dinilai bisa memicu krisis ekonomi skala desa.
Sebab, mayoritas warga di Desa Gebang Ilir menggantungkan hidup dari sektor pertanian.
Jika gagal panen terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh petani, tapi juga oleh keluarga mereka dan roda ekonomi desa secara menyeluruh.
Baca juga: DKP3 Kabupaten Majalengka Siapkan Bantuan Benih untuk Petani Terdampak Kekeringan