TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Jurnalis Kompas.com, Faqih Rohman Syafei membuat laporan polisi atas peristiwa penyerangan yang dilakukan massa aksi saat meliput unjuk rasa penolakan revisi Undang-Undang (UU) TNI di Gedung DPRD Jawa Barat, ke Polrestabes Bandung, Sabtu (22/3/2025).
Laporan jurnalis Kompas.com itu diterima polisi dengan nomor laporan LP/B/423/III/2025/SPKT/POLRESTABES BANDUNG/POLDA JAWA BARAT tanggal 22 Maret 2025 pukul 14.15 WIB.
Faqih datang ke Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung didampingi sejumlah rekan sesama jurnalis.
Setelah menjalani pemeriksaan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Faqih melakukan visum di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.
Dikatakan Faqih, peristiwa itu terjadi saat dirinya sedang meliput unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, sekitar pukul 20.00 WIB.
Saat berada di tengah kerumunan massa, Faqih merasa ada dua orang yang mengawasinya dari belakang.
“Ada yang mengawasi, dua orang dengan ciri-ciri memakai kaos hitam, masker muka, dan helm. Salah satunya sempat ngomong 'ini pantau, ini pantau' ke temannya, yang dimaksudkan untuk mengawasi gerak-gerik saya," ujar Faqih.
Meski mendengar percakapan tersebut, Faqih mengaku tetap melanjutkan peliputan.
Namun situasi tiba-tiba berubah ketika muncul teriakan dari arah massa.
"Kemudian dari arah depan saya, atau dari massa yang duduk, ada teriakan: 'yang gendut pakai baju putih, awas intel.' Saya pun panik, langsung menyalakan rokok. Lalu dari arah yang sama ada yang teriak lagi, 'itu yang gendut pakai baju putih ngerokok, itu intel'," ucapnya.
Tak lama, massa berpakaian hitam-hitam itu pun mengerubungi Faqih. Dalam kondisi panik, Faqih menunjukkan kartu pers dan mengaku sebagai jurnalis.
"Saya sempat bilang, 'dari media Kompas.com' sambil menunjukkan ID card pers saya ke sejumlah massa yang mengelilingi saya," ucapnya.
Namun, sebagian massa tetap mendesaknya untuk membuka isi ponsel. Faqih menyebut sempat menunjukkan grup WhatsApp redaksi Kompas.com.
Beruntung, ada beberapa orang dari kerumunan yang mengetahui bahwa Faqih adalah wartawan. Mereka membantunya keluar dari kepungan dan mengarahkannya menuju rumah makan Bancakan yang berada tidak jauh dari lokasi.
"Saya dibantu oleh beberapa massa yang mencoba melindungi saya, berjalan menuju Rumah Makan Bancakan, sambil menunjuk dan bilang di sana ada teman-teman saya dari media," katanya.