“Ya, pada sore hari ini saya dengan tim mendampingi klien kami melaporkan adanya dugaan tindak pidana pelecehan yang dilakukan oleh salah satu anggota DPRD Kabupaten Cirebon,” ujar Yudia kepada awak media setelah mendampingi kliennya melapor.
Menurut Yudia, insiden pelecehan terjadi di gedung DPRD Kabupaten Cirebon, tepatnya di ruang fraksi anggota dewan berinisial MJ.
Korban yang bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) dari sebuah merek rokok, awalnya diajak MJ ke ruangan tersebut dengan dalih membahas produk yang dijual korban.
“Kejadiannya selepas salat Jumat sekitar pukul 1 siang. Klien kami bertemu dengan yang bersangkutan di depan gedung DPRD, kemudian diajak masuk ke ruang fraksi."
"Di situ terjadi pelecehan secara fisik dan disertai ajakan tidak pantas dengan iming-iming tertentu,” ucapnya.
Selain korban, dua rekan kerjanya yang turut hadir di lokasi juga menjadi saksi peristiwa tersebut.
“Saksi-saksi dari rekan kerja korban juga ada. Mereka pasti akan dimintai keterangan oleh pihak kepolisian,” jelas dia.
Korban juga membagikan kronologi kejadian tersebut melalui akun media sosial X (@Calliopealto) pada Jumat (6/12/2024) sekira pukul 15.07 WIB.
Dalam unggahannya, ia menuding MJ telah mencium dirinya secara paksa serta melontarkan ajakan tak pantas, seperti mengajaknya karaoke hingga pertanyaan bernada pelecehan.
Unggahan korban langsung viral dengan lebih dari 3,5 juta penayangan dan ribuan dukungan dari warganet.
“Saya spontan menolak dan berontak, tapi nggak sempat merekam apapun,” tulis II dalam unggahannya.
Kasus ini menuai perhatian publik karena pelaku diduga merupakan kader Partai Demokrat.
Dalam unggahan tersebut, korban menyebutkan inisial pelaku dan menunjukkan gambar pelaku yang mengenakan jas almamater partai.
“Insyaallah, mudah-mudahan pihak kepolisian cepat tanggap agar perkara ini tidak menjadi bola liar. Perilaku anggota dewan ini sudah tidak mencerminkan sebagai wakil rakyat,” kata Yudia.
Yudia Alamsyah juga mengungkapkan bahwa kliennya mengalami intimidasi setelah unggahannya tentang insiden tersebut viral di media sosial X pada Jumat (6/12/2024).
“Kalau kondisi klien kami ada intimidasi, karena tadi malam klien kami datang meminta bantuan dan perlindungan hukum,” ujar Yudia kepada awak media selepas melapor.
Ia menjelaskan, intimidasi tersebut datang dari berbagai pihak, termasuk EO tempat korban bekerja, yang meminta unggahan terkait insiden pelecehan tersebut dihapus.
“Mereka minta masalah ini tidak di-blow up dan postingannya minta di-take down, lalu diedit karena membawa nama brand."
"Mereka ingin berupaya untuk tidak bertanggung jawab,” ucapnya.
Menurut Yudia, tekanan ini memengaruhi kondisi psikologis korban, terlebih karena kasus tersebut melibatkan anggota DPRD.
"Kami protect klien kami agar tidak berkomunikasi keluar karena ini berhubungan dengan pejabat, apalagi ada kepentingan politik di dalamnya,” jelas dia.
Merasa tak melakukan seperti yang dituduhkan, MJ pun menggelar konferensi pers kepada awak media yang digelar di sebuah kafe di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kecamatan Talun, Sabtu (7/12/2024) malam.
MJ lantas membantah tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan seorang wanita berinisial II (27).
"Kalau soal tuduhan pelecehan, saya mohon maaf, saya belum menerima dari penyidik, belum dipanggil."
"Jadi, tuduhan-tuduhan ini terlalu dini untuk saya tanggapi," ujar MJ.
Menurutnya, ia tidak merasa melakukan tindakan yang dituduhkan.
Ia menjelaskan, kronologi pertemuan dengan korban yang merupakan seorang sales promotion girl (SPG) rokok.
"Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, saya berjalan menuju kantor dari Masjid Agung Sumber."
"Dalam perjalanan, saya melihat beberapa orang yang turun, mungkin SPG yang mendekati. Ketika saya masuk ke kantor, mereka menyusul," ucapnya.
MJ juga mengklarifikasi tuduhan yang ramai di media sosial X (@Calliopealto) terkait dugaan pelecehan.
Unggahan korban viral dengan lebih dari 3,5 juta penayangan.
"Saya harus mengklarifikasi apakah itu benar, apakah orang lain, atau bikinan. Sampai saat ini, saya belum tahu," jelas dia.
MJ menegaskan, bahwa tuduhan yang beredar di media sosial tidak ada kaitannya dengan partai politiknya.
"Konon, kasus ini ramai di media sosial dengan menggunakan atribut partai."
"Padahal, kejadiannya tidak ada hubungannya dengan partai, ini persoalan pribadi,” ucapnya.
Ia juga menyebut, bahwa foto yang diunggah oleh korban, yang menunjukkan dirinya mengenakan atribut partai, adalah foto lama saat dirinya masih dalam masa pencalonan.
“Yang diposting itu adalah foto lama saat pencalonan sebelum saya dilantik sebagai anggota DPRD."
"Bahkan ada foto saya memakai kemeja putih yang juga diunggah, tapi entah kenapa sekarang sudah hilang,” jelas dia, sambil menunjukkan bukti foto kepada wartawan.
Sementara Kuasa Hukum MJ, Wawan Hermawan juga menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
“Setelah kami pelajari, Pak (MJ) tidak pernah melakukan hal itu. Kami siap menghadapi proses hukum yang dilakukan oleh pihak pelapor."
"Jika diperlukan, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk melapor balik,” ujar Wawan.
Ia menambahkan, laporan ini justru menjadi peluang untuk mengungkap kebenaran.
“Dengan adanya pelaporan ini, peristiwa akan menjadi jelas dan terang."
"Dari perspektif kami, Pak MJ tidak pernah melakukan pelecehan tersebut,” ucapnya.
Wawan juga menyatakan bahwa MJ merasa namanya telah dicemarkan.
“Kami merasa dicemarkan karena beliau tidak pernah melakukan itu."
"Bahkan partai pun merasa dicemarkan karena kasus ini dibawa-bawa, padahal ini adalah masalah pribadi, bukan urusan partai,” jelas dia.
Sementara itu, DPD Partai Demokrat Jawa Barat ikut mengomentari kadernya yang terseret kasus dugaan pelecehan seksual.
Sebab secara tidak langsung, korban II mengunggah foto MJ menggunakan almamater partai dan juga lambang partai beserta nomor urutnya.
“Kami akan segera melakukan investigasi guna mendalami informasi yang beredar, terutama di platform X, terkait dengan MJ kepada yang bersangkutan."
"Investigasi ini penting dilakukan agar kami mendapatkan informasi yang komprehensif, sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya,” ujar Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Handarujati Kalamullah, dalam keterangan tertulisnya saat diterima Tribun, Sabtu (7/12/2024) malam
Handarujati juga menegaskan, komitmen Partai Demokrat terhadap penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dan menolak segala bentuk kekerasan.
“Kami menegaskan, tidak ada ruang maupun toleransi bagi pelaku pelecehan terhadap perempuan maupun jenis kekerasan lainnya."
"Upaya investigasi yang akan kami lakukan bersifat objektif dan hasil dari tindak lanjutnya akan kami sampaikan ke publik sebagai salah satu wujud transparansi,” ucapnya.
DPD Partai Demokrat Jawa Barat meminta masyarakat bersabar menunggu hasil investigasi.
“Kami memohon maaf bila informasi yang beredar belakangan ini membuat kegaduhan di tengah masyarakat."
"Akan tetapi, izinkan kami memprosesnya terlebih dahulu secara objektif dan bertanggung jawab,” ujar Handarujati.