Fenomena Klakson Telolet di Bandung

Warga Gedebage Terganggu dan Bikin Geram dengan Fenomena Bus yang Membunyikan Klakson Telolet

Sejumlah bus pariwisata yang datang dari berbagai daerah tampak hilir mudik di sepanjang ruas Jalan Gedebage Selatan, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan

TRIBUN JABAR/ Hilman Kamaludin
Bus Pariwisata saat melintas di sekitar Gedebage, Kota Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sejumlah bus pariwisata yang datang dari berbagai daerah tampak hilir mudik di sepanjang ruas Jalan Gedebage Selatan, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Minggu (6/10/2024).

Bus pariwisata yang terlihat berpenumpang penuh itu mayoritas melaju beriringan untuk menuju ke Masjid Al-Jabbar dan ada juga yang menuju ke arah Jalan Soekarno Hatta serta daerah Derwati hingga Ciwastra.

Sementara bus yang datang dari arah Jalan Soekarno Hatta, mayoritas langsung masuk ke Summarecon dan ada juga yang melewati Jalan Gedebage Selatan, lalu masuk ke jalan menuju stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Baca juga: Tak Hanya di Balai Desa Marikangen dan MPP Sumber, Ini Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini

Di ruas jalan yang menuju ke stadion GLBA itu, sejumlah anak-anak berkumpul di trotoar, kemudian saat ada bus pariwisata yang melintas, mereka mengacungkan tangan dan menggerakan jempolnya sebagai kode agar bus tersebut menyalakan klakson berirama atau telolet.

"Ini lagi menunggu bus yang menyalakan telolet, seru buat bikin video," ujar salah seorang bocah, Rizal Yanuar (13) saat ditemui di ruas jalan menuju GLBA, Minggu (6/10/2024) sore.

Rizal bersama teman-temanya tampak setia menunggu bus itu, namun mereka terlihat kecewa ketika beberapa bus pariwisata yang mereka tunggu-tunggu itu tidak membunyikan klakson telolet meski sudah diberikan kode.

Baca juga: Dalberto Luan Belo Menyala, Mengintip Latihan Fisik Arema FC di Kebun Raya Purwodadi

"Kadang ada yang membunyikan (telolet), kadang tidak. Bus itu kebanyakan yang masuk ke Masjid Al-Jabbar dan  ada juga bus yang habis dari sana," katanya.

Sementara warga Rancabolang, Nanda (64) mengatakan,  sejak awal-awal klakson telolet itu viral, warga dan anak-anak merasa terhibur, namun saat ini warga merasa terganggu terutama jika bunyi nadanya tidak jelas.

"Warga juga resah soalnya pernah ada kecelakaan, ada anak-anak kecil katanya keserempet. Sebagian warga juga ada yang terganggu karena sekarang lagunya aneh-aneh," ucap Nanda.

Adanya warga yang kini merasa terganggu itu terbukti karena berdasarkan pantauan Tribun Jabar terdapat sejumlah spanduk yang bertuliskan dilarang keras membunyikan klakson berirama terutama di kawasan Summarecon.

Baca juga: AREMANIA Full Senyum, Arema FC Targetkan Pekan Ini Stadion Soepriadi Blitar Sudah Siap Dipakai Lagi

Nanda mengatakan, memang ada warga yang memasang spanduk larangan membunyikan klakson telolet itu seperti di Summarecon dan ada juga di beberapa titik ruas Jalan Gedebage Selatan, Kelurahan Rancabolang.

"Jadi sekarang sudah jarang yang membunyikan, kalau sebelumnya sering hampir setiap bus. Mungkin itu karena sudah ada larangan dan razia oleh petugas," ujarnya.

Ketika klakson tersebut sedang viral, kata dia, banyak anak-anak yang berkumpul menunggu bus pariwisata di trotoar sekitar Rancabolang sambil membawa ponsel, lalu mereka merekam saat bus membunyikan klakson telolet.

Baca juga: Dalberto Luan Belo Menyala, Mengintip Latihan Fisik Arema FC di Kebun Raya Purwodadi

"Nah itu yang warga khawatirkan karena berbahaya dan kadang-kadang mereka berdiri di depan bus. Jadi kalau ada razia menurut saya sudah tepat, saya setuju," kata Nanda.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved