Fenomena Klakson Telolet di Bandung

Fenomena Klakson Telolet Berujung Maut, Sopir Bus Akui Membahayakan, Tapi Hibur Bocah dan Penumpang

Fenomena Klakson Telolet Berujung Maut, Sopir Bus Akui Membahayakan, Tapi Hibur Bocah dan Penumpang

TRIBUN JABAR/ Hilman Kamaludin
Bus Pariwisata saat melintas di ruas jalan Gedebage Selatan, Kelurahan Rancabolang, Kota Bandung.   

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sopir bus pariwisata merespons terkait adanya warga Kecamatan Gedebage, Kota Bandung yang saat ini merasa resah dengan bus yang kerap membunyikan klakson berirama atau telolet.

Atas hal tersebut, petugas Dinas Perhubungan Kota Bandung dan aparat kepolisian langsung melakukan penindakan terhadap sejumlah bus yang menggunakan klakson telolet tersebut agar tidak meresahkan lagi.

Sopir bus asal Bekasi, Irawan (35) mengatakan, terkait adanya warga yang merasa resah tersebut seharusnya semua sopir tidak membunyikan klakson telolet di jalan dekat permukiman penduduk seperti di Gedebage.

Baca juga: Warga Gedebage Terganggu dan Bikin Geram dengan Fenomena Bus yang Membunyikan Klakson Telolet

Bus Pariwisata saat melintas di sekitar Gedebage, Kota Bandung.
Bus Pariwisata saat melintas di sekitar Gedebage, Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/ Hilman Kamaludin)

"Sekarang banyak disalahgunakan, seperti dibunyikan di tempat ramai, dekat masjid. Tapi itu biasanya ada desakan dari penumpang karena mereka juga terhibur dan kita harus melayani," ujarnya saat ditemui di Masjid Al-Jabbar, Minggu (6/10/2024).

Dia mengaku sempat menggunakan klakson telolet itu, tetapi saat ini sudah dilepas karena sudah banyak kecelakaan dan razia yang dilakukan oleh petugas gabungan di berbagai wilayah.

"Dulu saya pernah pakai, tapi dicopot karena ada yang terlindas di Merak jadi dirazia kan, ya sudah akhirnya dicopot saja dari pada dirazia," kata Irawan.

Baca juga: Tak Hanya di Balai Desa Marikangen dan MPP Sumber, Ini Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini

Terkait adanya larangan membunyikan klakson telolet di  kawasan Gedebage, kata dia, seharusnya hal tersebut juga dipatuhi dan semua sopir jangan sampai menuruti keinginan anak-anak yang hanya memberikan kode jempol.

"Tapi itu kembali lagi ke masing-masing sopir karena mungkin itu mereka suka. Kalau saya sih mendingan copot saja apalagi kalau sering ada razia," ucapnya.

Menurutnya, kebanyakan bus yang menggunakan klakson telolet itu karena sopir dan pemiliknya sudah hobi serta demi menghibur penumpang dan anak-anak yang kerap setia menunggu di trotoar jalan demi mendapatikan sebuah video.

"Mungkin hobi dan biar keren saja, terus tujuannya itu untuk memberikan kesenangan buat anak-anak dan penumpang karena kan mereka jadi terhibur," kata Irawan.

Baca juga: AREMANIA Full Senyum, Arema FC Targetkan Pekan Ini Stadion Soepriadi Blitar Sudah Siap Dipakai Lagi

Sementara sopir bus asal Cikalong, Irwan Irawan (36) mengatakan, klakson telotet tersebut membahayakan terutama bagi anak-anak, sehingga wajar jika warga resah dan pertugas gabungan melakukan penindakan.

"Kalau kata saya sih tidak ada untungnya, justru bisa menyebabkan kecelakaan. Makanya kalau saya tidak pernah pakai apalagi tadi di Summarecon ada plang larangan membunyikan klakson berirama," ucap Irwan.

Atas hal tersebut, pihaknya setuju dengan penindakan terhadap bus yang menggunakan klakson telolet itu karena dikhawatirkan berdampak juga terhadap bus yang memakai klakson bawaan pabrik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved