TRIBUNCIREBON.COM- Politikus, Dedi Mulyadi memberikan keterangan mengejutkan terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Menurutnya, banyak orang yang belum bisa memahami karena tidak bisa membaca kasus Vina Cirebon ini secara utuh khusunya terkait DPO.
"Saya menyatakan jangan lagi kita mencari 3 DPO, karena sampai kiamat pun tidak akan pernah bisa ditemukan. 3 DPO itu hasil karya ilmiahnya Sudirman," kata Dedi Mulyadi dikutip tribuncirebon.com dari Tiktok @kangdedimulyadi, Kamis (11/7//2024)
Dia mengatakan, sekenario pelaku pembunuhan dan pemerkosaan yang berjumlah orang itu berawal dari kesurupan nya Linda (Sosok yang disebut sebagai teman Vina) yang pada akhirnya direkam oleh kakaknya Vina dan diberikan kepada Rudiana (Ayah Eky).
Sehingga, Rudiana memiliki asumsi bahwa anaknya dan Vina dibunuh oleh 11 orang yang berdampak pada penangkapan.
Baca juga: Pasca Pegi Setiawan Bebas, Lima Terpidana Kasus Vina CIrebon Semakin Yakin Untuk Ajukan PK
Dedi menjelaskan, 8 orang terdakwa kasus Vina Cirebon kini mendekam di penjara yang satu orang lagi sudah bebas yaitu Saka Tatal yang usianya di bawah umur.
"Dari ke delapan orang itu 7 orang berkawan yaitu mereka yang biasa tinggal di RT dan RW yang dekat SMP 11. Kemudian 1 orang lagi Rivaldi atau Ucil itu dari tempat lain yang mengenal terhadap 7 orang itu. Dan Dia ditangkap sesungguhnya di Polsek karena kasus membawa senjata tajam,"
"Senjata tajam yang dibawa sebenarnya Mandau. Kemudian di pengadilan senjata itu dikasih nama adalah Samurai saya enggak tahu kok apara penyidik, Jaksa dan hakim tidak bisa membedakan mana Samurai mana Mandau, yang satu ada produk Dayak Kalimantan yang satu produk Jepang," jelas Dedi Mulyadi.
Ketiga orang yang dinyatakan DPO, lanjut Dedi Mulyadi, itu hasil pengakuannya dari Sudirman.
Menurutnya, sosok Sudirman itu dari sisi intelektual diragukan kemampuannya.
"Karena dia sekolah SD nya saja baru lulus umur 17 tahun tidak naiknya 4 kali. Pernyataannya saya yakin berubah-ubah dan itu bersifat imajinatif atau fiksi. Dari cara berpikirnya mungkin karena rasa takut atau karena aspek-aspek lain. Sehingga, ketiga orang itu disebut tanpa memiliki dasar pijakan yang kuat, asal sebut saja. Sudirman menyebut lah nama Pegi," kata Mantan Bupati Purwakarta itu.
Dedi mengatakan, Sudirman menyebut nama pegi karena mungkin dalam pikirannya ingat bahwa Pegi itu teman SD dan suka bertemu, sehingga disebut saja.
"Kemudian DPO Dani dan Andi itu juga disebut. Kita enggak tahu siapa dia. Nah saya katakan Kenapa tidak boleh lagi dicari? karena memang tidak pernah ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh 11 orang ini. Baik yang sudah ditangkap, dipenjara maupun yang yang belum yaitu 3 DPO itu,"
Kenapa dikatakan tidak ada, Dedi mengaku sudah mengumpulkan data dan mewawancarai terus kemudian bertanya dari hati ke hati.
"Mereka itu oleh 3 hal. 1 pengakuan spontannya Sudirman, kedua kesaksian RT Pasren dan Abdul Kahfi, ketiga kesaksian dari Aep dan Dede. Sehingga, mereka akhirnya masuk penjara gara-gara ketiga faktor ini,"