Proses pembuatan lagu ini cukup singkat, hanya memakan waktu satu hari untuk musik dan aransemen.
Rencananya, lagu ini juga akan dilengkapi dengan video klip.
"Ke depan, lagu ini kita lengkapi dengan pembuatan video klip."
"Harapannya dengan ada lagu ini, agar keadilan ditegakkan."
"Bebaskan orang yang tidak bersalah dan hukum orang yang memang bersalah," katanya.
Ferry mengaku meski satu kampung dengan tujuh terpidana, ia merupakan pendatang di kampung tersebut.
"Saya satu kampung dengan 7 terpidana ini, bukan sama Pegi. Lalu, kalau disebut kenal tidak, karena saya di situ pendatang," ujarnya.
Ia meyakini para terpidana tidak bersalah berdasarkan kesaksian Aep yang menurutnya tidak benar.
"Kenapa saya meyakini mereka tidak bersalah, karena kesaksian Aep itu tidak benar. Sumbernya itu semua informasi dari Aep dan saya tahu Aep tidak memberikan keterangan yang sebenarnya."
"Kalau Aep kesaksiannya masuk akal, ya saya terima para terpidana itu dihukum, tapi masalahnya saya tahu kesaksian Aep itu tidak benar," ucap Ferry, yang membantah keras kesaksian Aep.
Adapun, kemunculan Ferry berawal dari kegeramannya terhadap kesaksian Aep.
Seperti sudah ada jalannya, Fery dipertemukan dengan Dedi Mulyadi saat sedang mencari sarapan dengan anaknya.
Kebetulan, saat itu, Dedi Mulyadi sedang mengkroscek kesaksian Aep saat peristiwa itu terjadi.
Fery pun bertemu dengan Dedi di sekitar Gang Bakti II.
Dia lalu membantah kesaksian Aep dan ingin bertemu dengannya.