Hingga saat ini, anaknya sudah menyelesaikan pendidikannya de jenjang S-3 dengan beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
"Anak saya juga sempat penelitian ke Jepang. Kami tidak mengeluarkan uang sepeserpun, semua ditanggung beasiswa," ungkapnya.
Wagiman menjelaskan, ia memiliki prinsip dalam menyekolahkan anaknya, yakni tidak pernah menerima bantuan apapun dari seseorang yang bersifat pribadi.
Hal tersebut dilakukannya agar ia dan istrinya tidak memiliki hutang budi kepada siapapun.
"Kalau bantuan dari pemerintah saya terima, kalau dari pribadi orang saya tolak, dulu sempat ada yang menawarkan untuk menyekolahkan anak saya, tapi terpaksa saya tolak, saya tidak mau ada hutang budi," ungkapnya.
Saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, anak Wagiman, Wiwit Nur Hidayah tidak sedang berada di rumahnya.
Wiwit diketahui sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan urusannya setelah melakukan penelitian.
"Teh Wiwit kemarin berangkat lagi ke Bandung, dipanggil dosennya, mungkin mengurus yang belum selesai," ungkapnya.
Dilansir dari laman resmi Unpad, Wiwit bertekad untuk menjadi seorang ilmuwan, ia bahkan sudah menyandang empat gelar akademik di usianya yang masih 25 tahun.
Empat gelar tersebut yakni, Sarjana Farmasi (S.Farm), Apoteker (Apt.), Magistes Sains (M.Si.,) dan gelar terakhir yaitu Doktor (Dr.)
"Jujur gak nyangka bisa sampai ke S-3, dan bahkan nggak ada bayangan mau jadi Doktor," ujar Wiwit.