Dalam hal ini, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رَحِمَ اللهُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ (رَوَاهُ ابْنُ شَيْبَةَ فِي مُصَنَّفِهِ)
Artinya: “Semoga Allah merahmati seorang ayah yang membantu anaknya melakukan kebaikan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Dalam kitab al Adab al Mufrad, Imam al Bukhari menulis “Bab Bakti Ayah kepada Anaknya”. Kemudian al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia berkata: “Mereka dinamakan Abrar (orang-orang yang berbakti) tiada lain karena mereka berbakti kepada ayah (orang tua) dan anak, sebagaimana ayahmu (orang tuamu) punya hak yang wajib engkau penuhi begitu juga anakmu punya hak yang wajib engkau penuhi.”
Imam al Bukhari juga menulis dalam al Adab al Mufrad: “Bab Adab dan Bakti Seorang Ayah kepada Anaknya”.
Lalu al Bukhari meriwayatkan dari al Walid bin Numair bin Aus bahwa ia mendengar ayahnya berkata: “Para ulama salaf dulu pernah berkata bahwa keshalihan itu dari Allah dan adab itu dari para ayah.”
Jadi, di antara wasilah terpenting dalam menjaga anak dan keluarga dari api neraka adalah mengajarkan kepada mereka ilmu agama terutama ilmu akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, melatih dan membiasakan mereka mendirikan shalat dan ibadah-ibadah yang lain, mendidik mereka agar berakhlak mulia, menjauhkan mereka dari sifat-sifat kehinaan serta mendidik mereka dengan ketat agar memiliki kekebalan dan benteng yang kuat dari godaan setan dan tipu dayanya. Orang tua bertanggung jawab dan dimintai pertanggungjawaban atas itu semua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Artinya: “Ingatlah! Setiap dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Penguasa yang memerintah rakyat adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Seorang perempuan adalah pemimpin terhadap keluarga suaminya dan anak-anaknya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Budak seorang tuan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Ingatlah! Setiap dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin.” (HR. al Bukhari dan Muslim)
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia,
Oleh karena itu, seorang ayah sebagaimana ia mengkhawatirkan anak-anaknya dari dinginnya cuaca dingin dan panasnya cuaca panas, maka ia juga seharusnya mengkhawatirkan mereka dari panasnya api neraka jahanam. Dengan itu, ia akan berupaya keras untuk mendidik mereka dengan pendidikan Islami.
Ia kelak akan dimintai pertanggungjawaban jika ceroboh dalam kewajiban mendidik anak-anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ، أَحَفِظَ أَمْ ضَيَّعَ، حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ (أَخْرَجَهُ ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيْحِهِ)
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan memintai pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang Allah amanatkan kepadanya untuk dipimpin, apakah ia dapat memimpin dengan baik ataukah sebaliknya, bahkan Allah juga meminta pertanggungjawaban kepada seseorang mengenai keluarga yang ia pimpin.” (HR. Ibnu Hibban)