Orang tua dan anaknya kembali bertemu. Jemaah yang berhaji sendirian melakukan video call melalui ponselnya.
Percakapan-percakapan antara keluarga ini pun dimulai. Beberapa di antaranya tampak bersama berdoa sambil mengangkat tangan. Ada yang saling berhadapan, membentuk lingkaran kecil, atau sama-sama menghadap kiblat.
Mereka saling bertatapan mata, berkata-kata sambil tersenyum bersama. Mata mereka basah berkaca-kaca. Banyak jemaah perempuan yang tidak bisa menahan air mata meluncur ke pipinya. Entah kata-kata membahagiakan apa yang mereka saling sampaikan.
Pertemuan kecil mereka pun ditutup dengan ungkapan rasa cinta. Istri mencium tangan suami, suami mencium kening istri, anak mencium tangan orang tuanya, sesama saudara yang saling berpelukan, sampai sesama jemaah yang saling bersalaman memohon maaf lahir dan batin. Layaknya pemandangan saat Lebaran.
Momen-momen kebersamaan ini di antaranya dirasakan oleh pasangan asal Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, Dedi Suhendi dan Ade Sri.
Pasangan dari Kloter JKS 38 ini mengatakan wukuf di Arafah adalah momen yang sangat berharga bagi mereka yang telah menunggu 10 tahun untuk bisa pergi berhaji.
"Wukuf adalah saat kami merendahkan diri kepada Yang Mahakuasa dan memohon pengampunam dosa, kemudian meminta apapun untuk kepada Allah. Doa untuk orang lain, yang meminta didoakan, saudara, anak kami, kerabat, muslimin dan muslimat semuanya," kata Dedi di Arafah, Selasa (27/6/2023).
Dedi mengatakan ia dan istrinya, yakni Ade Sri, sengaja berdoa bersama, berdua, setelah meninggalkan tenda sejenak. Mereka berdoa bersama untuk saling memaafkan, introspeksi diri masing-masing, dan saling memperkuat keimanan.
"Kami berdoa agar rumah tangga kami terjauh dari berbagai gangguan. Kami berdoa agar anak kami, Muhammad Damara, bisa sukses dalam kehidupannya, kami semua diberi kesehatan dan keberkahan," kata Ade menambahkan.
Hal serupa dikatakan pasangan asal Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Ardian Wahyudi dan Olivia Herlina. Mereka menggelar tikar di samping tenda untuk bisa berdoa bersama setelah mengikuti khutbah wukuf.
"Wukuf bagi kami, seperti refleksi kembali ke kehidupan kami di masa lalu, dan meniti hari ini, dan membuat rencana ke depan melalui resolusi. Kami berdoa bersama agar bisa selalu meningkatkan ibadah kita," kata Ardian.
Olivia mengatakan berbeda dengan umrah yang hampir selalu menghabiskan waktu bersama suaminya, ia dan suaminya lebih sering terpisah saat ibadah haji. Karenanya, berdoa berdua saat wukuf menjadi momentum bersama yang sangat berharga dan tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya.
Matahari tergelincir semakin condong ke arah barat. Masa wukuf di Arafah segera berakhir. Sebagian besar jemaah haji kembali larut dalam lautan doa. Tiap detik masa wukuf mereka begitu berharga, yakni masa-masa paling mustajab atau utama untuk berdoa.
Baca juga: Uu Senang Jemaah Haji Jawa Barat Diistimewakan Arab Saudi