Untuk menuju ke rumah Amel, harus melewati jalan setapak, karena rumahnya yang berada di pinggir sawah.
Di sana, ada rumah tetangganya yang menemani keberadaan tempat tinggal Amel bersama kakek dan adiknya.
Yang bikin miris, bagian depan Amel terdapat jamban.
Jamban sendiri merupakan suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Saat Tribun datang, ayah Amel bernama Adeng (38) sedang menggunakan jamban tersebut untuk mandi.
Diperkirakan, Amel, kakeknya dan adiknya juga menggunakan jamban tersebut untuk keperluan mandi.
Saat memasuki rumahnya, kesan reot sangat terasa. Alas rumah Amel juga terbuat dari susunan papan kayu.
Sepanjang mata memandang juga hanya terlihat sekatan ruangan yang terbuat dari anyaman bambu dan pintunya hanya ditutupi kain.
Tidak ada foto keluarga seperti layaknya sebuah rumah. Di sebelah Utara ruangan, terdapat sebuah tv jadul.
Sebelahnya lagi, terdapat tumpukan buku yang diketahui milik Amel saat belajar.
Beberapa kali juga terdengar suara retak ketika ada orang berjalan di dalam rumah tersebut.