Awalnya, Enri dan Tri memilih bidang persampahan agar tidak terlalu banyak pesaing dalam karier walaupun saat itu sampah masih dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diperhatikan.
Bidang-bidang lain di Departemen Teknik Lingkungan, seperti bidang kajian air dan udara, memang sudah banyak ditekuni senior mereka. Sementara bidang persampahan di ITB hanya digeluti dosen mereka, Ir Moch Masduki Hardjosuprapto.
"Kami juga kasihan melihat Pak Masduki bekerja sendiri, lagi pula perlu ada regenerasi," papar Tri.
Tahun 1981 keduanya berangkat ke Perancis untuk mendalami sampah untuk jenjang S-2 di Ecole Nationale des Travaux Publics de Letat (ENTPE), Lyon, Perancis.
Lalu Enri dan Tri melanjutkan pendidikan S-3 mengenai limbah dan pencemaran di Universitas Paris 7, Lyon, Perancis. Enri memfokuskan diri ke kajian landfill termasuk biogas dan air sampah, sedangkan Tri mendalami penguraian sampah.
Keduanya memilih Perancis karena pengolahan sampah di negara tersebut sudah maju, dan yang paling penting, ENTPE memberikan kesempatan kuliah bagi dua orang.
Enri dan Tri kembali ke Bandung tahun 1988. Sebelumnya, sambil kuliah mereka bekerja sama dengan Kementerian Riset Perancis untuk meneliti geolingkungan Leuwigajah sekitar tahun 1986.