Kondisi ini membuat para pedagang di objek wisata hanya mampu gigit jari.
Niat mendapat untung berlipat saat momen libur tahun baru 2023, mereka justru harus menelan kerugian yang tidak sedikit karena lapak usahanya hancur.
"Sekarang kondisinya kaya gini, lagi ada ombak. Padahal biasanya ramai banyak pengunjung yang berwisata, tapi sekarang malah hancur," ujar salah seorang pedagang Titin kepada Tribuncirebon.com, Senin (2/1/2023).
Terpantau, sejumlah fasilitas mulai dari mushola, kantor pengelola, hingga warung-warung pedagang di sana porak-poranda dihantam gelombang tinggi.
Jebolnya tanggul beton penahan ombak yang ada di lokasi setempat, membuat air laut yang pasang kian kuat menerjang bangunan apa saja yang ada di daratan.
Lanjut Titin, bahkan sebelum bencana itu terjadi, gelombang tinggi tersebut memang sudah mulai tampak di lautan.
Hal ini pula yang membuat wisata pantai setempat sepi hingga akhirnya porak-poranda pada Sabtu (31/12/2022) kemarin.
Para pedagang pun sangat berharap ada perhatian dari pemerintah menyikapi kondisi objek wisata setempat yang hancur.
Selain objek wisata, akibat terjangan banjir rob ini, sedikitnya dilaporkan sebanyak 21 rumah warga roboh, 10 rumah rusak ringan, serta rusaknya fasilitas umum berupa masjid di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah," ujar dia.
Baca juga: Dahsyatnya Bencana Banjir Rob di Indramayu, Rumah Warga Roboh dan Objek Wisata Porak-poranda