TRIBUNCIREBON.COM - BMKG memberikan peringatan kepada warga di pesisir pantai Jawa Barat.
Menurut BMKG bisa jadi pesisir pantai Jawa Barat berpotensi mengalami pasang air laut maksimum.
Peringatan ini diberikan terkait adanya fenomena Bulan Purnama atau Full Moon pada tanggal 6 Januari 2023.
Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya :
* Pesisir Sumatera Barat
* Pesisir Bengkulu
* Pesisir Kep. Riau
* Pesisir Banten
* Pesisir utara DKI Jakarta
* Pesisir Jawa Barat
* Pesisir Jawa Tengah
* Pesisir Jawa Timur
* Pesisir Nusa Tenggara Barat
* Pesisir Nusa Tenggara Timur
* Pesisir Kalimantan Barat
* Pesisir Kalimantan Tengah
* Pesisir Sulawesi Utara
* Pesisir Sulawesi Selatan
* Pesisir Maluku Utara
* Pesisir Maluku
* Pesisir Papua Selatan
"Potensi banjir pesisir (rob) ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah," kata pengumuman BMKG.
Hal ini secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam. dan perikanan darat.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," imbaunya.
Surat tersebut ditandatangani oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo.
Untuk di Jawa Barat, potensi terjadinya banjir rob di tanggal 1 sampai 4 Januari 2023.
Di Indramayu Sudah Terjadi
Dahsyatnya terjangan banjir rob yang terjadi di Kabupaten Indramayu turut memporak-porandakan objek wisata.
Pantai Eretan Indramayu yang berlokasi di Kecamatan Kandanghaur itu bahkan hancur dengan sejumlah bangunan yang tinggal menyisakan puing-puingnya saja.
Kondisi ini membuat para pedagang di objek wisata hanya mampu gigit jari.
Niat mendapat untung berlipat saat momen libur tahun baru 2023, mereka justru harus menelan kerugian yang tidak sedikit karena lapak usahanya hancur.
"Sekarang kondisinya kaya gini, lagi ada ombak. Padahal biasanya ramai banyak pengunjung yang berwisata, tapi sekarang malah hancur," ujar salah seorang pedagang Titin kepada Tribuncirebon.com, Senin (2/1/2023).
Terpantau, sejumlah fasilitas mulai dari mushola, kantor pengelola, hingga warung-warung pedagang di sana porak-poranda dihantam gelombang tinggi.
Jebolnya tanggul beton penahan ombak yang ada di lokasi setempat, membuat air laut yang pasang kian kuat menerjang bangunan apa saja yang ada di daratan.
Lanjut Titin, bahkan sebelum bencana itu terjadi, gelombang tinggi tersebut memang sudah mulai tampak di lautan.
Hal ini pula yang membuat wisata pantai setempat sepi hingga akhirnya porak-poranda pada Sabtu (31/12/2022) kemarin.
Para pedagang pun sangat berharap ada perhatian dari pemerintah menyikapi kondisi objek wisata setempat yang hancur.
Selain objek wisata, akibat terjangan banjir rob ini, sedikitnya dilaporkan sebanyak 21 rumah warga roboh, 10 rumah rusak ringan, serta rusaknya fasilitas umum berupa masjid di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah," ujar dia.
Baca juga: Dahsyatnya Bencana Banjir Rob di Indramayu, Rumah Warga Roboh dan Objek Wisata Porak-poranda