Umuh begitu mencintai Pipin. Keduanya punya ritual yang tak pernah ditinggalkan selama 25 tahun pernikahan sejak 1969. Yakni, menonton di Bioskop.
Setiap Sabtu malam, Umuh dan Pipin pergi ke bioskop Palaguna Nusantara atau ke bioskop Dian.
"Selama 25 tahun ada kewajiban khusus yaitu nonton, dan saya tidak pernah meninggalkan kewajiban itu, bahkan sampai kami punya anak 3,"
"Waktu itu naik motor kalau ke bioskop, naik motor DKW (sepeda motor Jerman)," kata Umuh.
Umuh begitu semangat bekerja dan terutama berbisnis. Dalam meraup rupiah, jalan Umuh selalu mulus. Misalnya, ketika dia mulai menjual celana kepada teman sejawat atau karyawan lainnya di tempatnya bekerja. Penjualan dengan cara kredit itu berjalan lancar.
Dari semula mencoba beberapa puluh potong, kemudian nyaris 400 orang yang kredit celana kepadanya.
"Saya istilahnya gaji Rp1.000, untung dari jualan celana bisa Rp20.000," katanya.
Uang yang banyak itu dia tidak habiskan sendiri. Dia ajak istrinya menonton sepakbola di Stadion, menonton klub Persib kesayangannya sejak dahulu. Kalau Persib menang, para pemainnya dia beri bonus, meski ketika itu Umuh hanya berstatus bobotoh.
Bukan hanya di lapangan hijau, Umuh juga sering berbagi rejeki di aspal, lewat hobinya bersepeda motor. Ketika itu, dia sering bersepeda motor jarak jauh dengan sejumlah Kepala Bagian di kantor tempatnya bekerja.
Jika bersepeda motor ke Pangandaran, misalnya, teman-temannya hanya cukup punya sepeda motor dan mau ikut. Sisanya, mulai dari bensin, makan, hingga penginapan, ditanggung Umuh.
"Saya senang pakai motor dengan Kepala Bagian, orang tidak keluar apa-apa, itu saya yang handle semua. Bersahabat, tidak dikurangi rezeki asal dengan keikhlasan," katanya.
Kini, puluhan tahun telah diarungi Haji Umuh Muchtar dan Hj Pipin Muchtar. Sempat suatu masa, keduanya mengalami cobaan berat, yakni meninggalnya putra bungsu mereka Agung Kurniawan pada sekitar tahun 1998.
Kejadian yang membuat berkabung lama itu akhirnya disadari Umuh sebagai ujian untuk meneguhkan hatinya dan hati Pipin agar semakin kuat mengarungi kehidupan.
Betul saja, hingga kini, keluarganya langgeng, selamat dari badai kehidupan, dan uang yang dimiliki tampak tak pernah berkurang.
Pasangan bercucu 10 dan satu cicit ini terkenal dermawan. Bahkan di Ciluluk, Tanjungsari, Sumedang, Haji Umuh dengan dukungan istrinya, memugar sebuah masjid menjadi megah.