"Adat budaya Ngarot ini sudah ada sejak abad ke-16," ujar dia.
Baca juga: Tradisi Adat Ngarot, Budaya Sakral yang Hanya Ada di Indramayu, Jadi Ajang Cari Jodoh Ala Petani
Cerita Gadis Ngarot
Gadis bermahkota bunga menjadi ikon dari acara tradisi adat Ngarot.
Acara adat ini, hanya bisa disaksikan di Desa/Kecamatan Lelea setiap bulan Desember pada minggu ke-3 dan pada hari Rabu karena dianggap kramat.
Adat budaya tersebut bahkan sudah ada sejak abad ke-16 dan masih dilestarikan sampai dengan sekarang.
Pantauan Tribuncirebon.com di lokasi, gadis-gadis yang ikut serta dalam tradisi adat Ngarot ini tampak cantik dan anggun, mereka mengenakan kebaya adat.
Mahkota bunga yang ada di kepala mereka pun menambah keanggunan dari Gadis Ngarot yang merupakan gadis perawan Desa Lelea tersebut.
Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah kasinoman cuene, yang artinya peserta perempuan.
Salah satu gadis Ngarot, Dahniar Octaviany (22) mengatakan, acara adat Ngarot tahun ini menjadi kali keempat yang ia ikuti.
"Ikut jadi Gadis Ngarot, rasanya itu ada kebanggaan tersendiri," ujar dia kepada Tribuncirebon.com seusai kegiatan adat Ngarot selesai di Balai Desa Lelea, Rabu (22/12/2021).
Baca juga: Tradisi Adat Ngarot, Budaya Sakral yang Hanya Ada di Indramayu, Jadi Ajang Cari Jodoh Ala Petani
Dahniar Octaviany mengatakan, sebagai putri asli Desa Lelea, ia sangat bangga bisa menjadi salah satu dari Gadis Ngarot.
Ia bahkan mengaku sangat jatuh cinta dengan adat istiadat yang di desanya tersebut.
Untuk mengikuti adat Ngarot ini, Dahniar Octaviany bahkan harus berdandan sejak pukul 04.00 WIB dini hari.
"Soalnya mahkota bunga ini asli, pasangnya satu-satu dan lama," ujar dia.
Selain para perawan, adat Ngarot ini juga diikuti oleh para perjaka Desa Lelea, mereka mengenakan busana adat komboran yang biasa digunakan petani.