TRIBUNCIREBON.COM- Para tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Distrik Kiwirok menjadi korban kebringasan KKB Papua (Kelompok Kriminal Bersenjata Papua).
Mereka tak mengira mendapat tindakan anarkis dari KKB Papua yang membabimuta menyerang para nakes dan suster.
Ya, Senin (13/9/2021), menjadi duka mendalam bagi para nakes. Mereka mendapat kekejaman dari KKB Papua.
Ada sembilan nakes yang menjadi korban KKB Papua. Mereka ditelanjangi, Puskesmas Kiwirok dan tempat persembunyian dibakar, para suster dilempar ke jurang kedalaman 30 meter.
Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua kala itu mencekam. Seorang nakes pun meninggal akibat ulah KKB Papua.
Cerita pilu itu diungkapkan oleh nakes yang selamat dari kekejaman KKB Papua, Marselinus Ola Attanila, nakes Puskesmas Kiwirok.
Ia menceritakan saat KKB datang, ia dan rekan-rekannya saat itu tidak bisa berbuat banyak karena lokasi pertama yang didatangi KKB adalah Puskesmas Kiwirok.
"Saat kejadian, kami sedang bersiaga di Puskesmas Kiwirok, karena sudah ada informasi akan ada penyerangan KKB terhadap Pos Pamtas," ujarnya di Jayapura, Jumat.
"Namun puluhan anggota KKB justru menyerang Puskesmas. Mereka memecahkan kaca dan mulai menyiram bensin dan membakar puskesmas. Jadi Puskesmas yang dibakar pertama, kemudian bangunan lainnya," sambung Ola.
Setelah membakar Puskesmas, KKB bergerak ke barak dokter yang saat itu ada dokter, suster dan Mantri.
Kemudian KKB juga membakar barak dokter sehingga nakes yang tengah bersembunyi di dalamnya terpaksa keluar.
"Karena (barak dokter) dibakar mereka (nakes) berusaha menyelamatkan diri. Dokter sempat digiring ke pinggir jurang, lalu ditendang masuk ke jurang," kata Ola.
Sementara ia bersama tiga rekan suster yakni suster K, suster A dan suster G bersembunyi di barak medis. Nahas, KKB juga membakar tempat persembunyian itu sehingga mereka pun terpaksa keluar.
"Saat itu kami berempat bersembunyi di kamar mandi, namun karena mereka mulai membakar, kami pun keluar tapi mereka ternyata telah menunggu di depan barak dengan senjata lengkap dan panah, lalu kami ke belakang mereka juga ada di sana sementara api semakin membesar," ungkap Ola.
Karena merasa terjepit, akhirnya mereka sepakat menyelamatkan diri dengan lompat ke jurang. "Saya yang lompat pertama lalu diikuti ketiga suster.