Dua Siswa SMP dan SMA di Tasikmalaya Tewas Tersambar Petir Saat Latihan Sepak Bola
Dua siswa yang tengah mengikuti latihan sepak bola di lapang sepak bola Gunung Kialir, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, tewas tersambar petir
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Dua siswa yang tengah mengikuti latihan sepak bola di lapang sepak bola Gunung Kialir, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, tewas tersambar petir, Jumat (11/6) sore.
Kedua korban masing-masing Z (15), siswa SMP warga Kecamatan Cihideung, dan R (18), siswa SMA warga Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Saat musibah terjadi, kedua korban bersama puluhan pelajar lainnya tengah mengikuti latihan sepak bola dari SSB Putra Junior.
"Musibah terjadi saat sedang sesi pemanasan. Awalnya turun hujan rintik lalu tiba-tiba petir menyambar lapangan," kata Kapolsek Cibeureum, AKP Suyitno.
Puluhan pelajar dan pelatih panik dan langsung berlarian ke tempat teduh. Namun diketahui Z dan R terkapar tak bergerak.
Baca juga: BMKG Beri Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 14 Wilayah akan Hujan Lebat Angin Kencang dan Petir Hari ini
Baca juga: Seorang Ibu Tewas Disambar Petir, 4 Anak yang Ikut Berteduh di Gubuk Sawah Menderita Luka-luka
Baca juga: Info Cuaca BMKG 33 Kota, Selasa 11 Mei 2021: Medan Potensi Hujan Petir, Bandung Cerah Berawan
Setelah situasi reda, pelatih dan pelajar serta warga menghampiri kedua korban yang sudah tak bergerak.
Mengetahui sudah tak ada respons dari keduanya, kedua korban langsung dibawa ke RSU dr Soekardjo. Saat diperiksa petugas IGD keduanya dinyatakan sudah meninggal dunia.
"Dari pemeriksaan petugas medis di IGD, korban Z menderita luka bakar di dagu, paha kanan dan dada," ujar Suyitno.
Sedangkan korban R menderita luka bakar di kaki kiri, kedua telapak kaki serta dada.
"Kedua korban sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing dan menerimanya sebagai musibah," kata Suyitno.
Tips Menghindari Petir
Guna menghindari kasus serupa, adakah cara menghindari atau mencegah sambaran petir? Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, menjelaskan fenomena petir di Indonesia terbentuk dari awan cumulonimbus (Cb).
“Tipe awan Cb merupakan tipe awan hujan yang secara visual memiliki struktur yang menjulang tinggi di mana pada fase awal pertumbuhan berwarna putih dan pada fase matang akan berwarna abu kehitaman,” ujar Miming saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2020).
Tidak hanya petir, menurutnya awan comulonimbus juga dapat menimbulkan fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan puting beliung.