Sekretaris Muhammadiyah Jabar Mempersilakan Jika Warga Muhammadiyah Ingin Gabung di Partai Ummat
Muhammadiyah berdasarkan Tanwir 2002 tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sekretaris Muhammadiyah Jabar Jamjam Erawan mempersilahkan warga Muhammadiyah jika hendak berkarir politik di Partai Ummat yang didirikan Amien Rais, mantan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN).
Amien Rais dan PAN, tidak terpisahkan dengan organisasi Muhammadiyah.
Kata Jamjam, warga Muhammadiyah diberi kebebasan untuk berpolitik.
"Jika pada Kamis Prof Amien Rais mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat, maka warga Muhammadiyah pun dipersilahkan untuk bersama-sama beliau bergabung menjadi pengurus di partai tersebut," ucap Jamjam saat dihubungi via ponselnya, Minggu (2/5/2021).
Baca juga: Kader PAN di Jateng Ramai-ramai Membelot ke Partai Ummat Usai Didirikan Amien Rais
Baca juga: Jalan Kaki Dari Cirebon ke Istana Negara Jakarta, Bawa Petisi Minta Presiden Segera Buka Sekolah
Hanya saja, ia menyebut ada aturan bagaimana hubungan Muhammadiyah dengan partai politik.
Salah satunya Tanwir Muhammadiyah tahun 2002 di Denpasar Bali.
Muhammadiyah berdasarkan Tanwir 2002 tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik.
"Jika pun ada irisan, maka dua poros ini bisa berjalan dengan baik dan produktif dalam pintu yang berbeda menuju cita-cita dan misi bersama terwujudnya masyarakat utama yang adil, makmur dan sejahtera," kata dia.
Banyak Yang Loncat
Banyak tokoh Muhammadiyah dan PAN di Kabupaten Bandung, yang merapat ke Partai Ummat.
Partai Ummat didirikan oleh Amien Rais, yang juga merupakan pendiri PAN.
Hal tersebut diungkapkan oleh mantan ketua DPD PAN Kabupaten Bandung, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPW Jawa Barat, Irman Wargadinata, saat dihubungi Tribun Jabar, Minggu (2/4/2021).
Irman mengatakan, pada perinsipnya dikembalikan kepada personalnya masing-masing kader, atau pengurus PAN.
"Tapi yang saya lihat dari sisi politis memang banyak yang mengakselerasikan aspirasinya, yang mungkin di PAN merasa terabaikan, kemudian mereka mencoba untuk mencari sesuatu yang baru," kata Irman.