Covid 19 di Majalengka
Pasien Covid-19 di Majalengka Tak Diterima di RSUD dan RS Swasta Karena Penuh, Akhirnya Meninggal
Seorang pasien gawat positif Covid-19 asal Desa Argalingga, Kabupaten Majalengka, meninggal dunia setelah tidak mendapatkan ruang perawatan di dua RSU
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncibon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Seorang pasien gawat positif Covid-19 asal Desa Argalingga, Kabupaten Majalengka, meninggal dunia setelah tidak mendapatkan ruang perawatan di dua RSUD di Majalengka dan sebuah rumah sakit swastas di Cirebon.
Menurut Jubir Satgas Covid-19 Majalengka, Alimudin, peristiwa itu terjadi pada Selasa (8/10/2020).
"Pada Selasa kemarin kami mendapatkan telepon dari kepala Puskesmas bahwa ada pasien gawat yang sudah dilarikan ke dua RSUD namun tidak bisa karena full bed. Jadi berusaha dibawa ke RS swasta di Cirebon. Tetapi sesampainya di sana kembali full dan terpaksa kembali dibawa ke Puskesmas sebelum akhirnya meninggal dunia pada Rabu (9/12/2020)," bebernya.
Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Positif Covid-19, Minta Didoakan: Nanti Allah Kembalikan Lagi Kesehatannya
Baca juga: Polisi Akan Pakai Upaya Paksa Pada 6 Tersangka Kasus Kerumunan di Petamburan, Termasuk Rizieq Shihab
Baca juga: Menang Pilkada Indramayu Berdasar Hitung Cepat, Artis Lucky Hakim Kutip Penggalan Ayat Alquran
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Jadi Tersangka Kasus Kerumunan di Petamburan, Polda Metro Jaya Akan Jemput Paksa
Melihat kejadian tersebut, Ali merasa prihatin dimana saat seorang pasien harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, pasien tersebut harus bolak-balik mencari rumah sakit.
Ia pun berharap, kejadian tersebut tidak terulang lagi yang mana sejatinya, setiap rumah sakit lebih dulu mementingkan pelayanan penerimaan pasien dibanding ada tidaknya ruangan.
Penyebab kematian pasien covid-19, kata Alimudin beragam. Bisa karena penyakit bawaan atau comorbid.
"Kasus kematian murni akibat Covid-19 itu, justru tidak ada. Sebab, rata-rata pasien Covid-19 dengan status atau gejala OTG hampir semuanya sembuh," ucapnya.
Kendati demikian, Ali menjelaskan, angka kematian juga beberapa di antaranya ada yang tidak sampai tertangani karena over kapasitas ruangan isolasi di dua rumah sakit rujukan di Kabupaten Majalengka.
Alimudin mengaatkan, angka kematian dari dampak Covid-19 di Majalengka melebihi angka rata-rata kematian di Jawa Barat.
Pada Oktober lalu tercatat jumlah angka kematian mencapai 5,24 persen.
Sementara, per Selasa (8/12/2020) kemarin meningkat menjadi 8,9 persen menyusul total kasusnya mencapai 808 kasus.
"Padahal, tiga hari sebelumnya angka kematian masih di angka 8,1 persen. Namun naik seiring bertambahnya delapan orang meninggal dunia pada Selasa kemarin," ujar Alimudin, Kamis (10/12/2020).
Dampak dari hal itu, angka tersebut dinilai lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Barat yang hanya sekitar 2 persen saja.
Begitu juga, secara nasional tercatat 3,4 persenan pada akhir Oktober lalu.