Semburan Gas Liar di Indramayu Kian Mengkhawatirkan, Lubangnya Kini Berdiameter 1,5 Meter

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tagana Kabupaten Indramayu saat melakukan assessment di lokasi semburan gas liar di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Rabu (28/10/2020).

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU- Kondisi lubang semburan gas liar atau bubble di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu kian mengkhawatirkan.

Semburan gas liar yang disertai air tersebut semakin mengangga dan membanjiri lahan pesawahan warga di sekitarnya.

Pjs Bupati Indramayu, Bambang Tirtoyuliono mengatakan, berdasarkan laporan di lapangan, lubang semburan gas liar tersebut kini sudah mencapai diameter 1,5 meter.

Baca juga: Rujak Buatan Tari Putri Laris Manis, Banyak Pembeli Penasaran dengan Kecantikannya, Rujaknya Juga

Baca juga: Harry Kane Pede Banget, Bilang Jose Mourinho Bakal Bawa Tottenham Hotspur Juara Liga Inggris

Baca juga: HP Vivo V20 SE Punya Varian Warna Baru, Aquamarine Green, Tampilannya Kini Jadi Lebih Stylish

Baca juga: Habib Rizieq Shihab Lumpuhkan Kawasan Puncak, Ribuan Orang Menanti Pemimpin FPI di Simpang Gadog

"Yang paling penting sekarang adalah faktor keselamatan warga. Harus ada edukasi agar menghindari lokasi semburan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (13/11/2020).

Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) masih melakukan investigasi.

Soal semburan yang sudah membanjiri lahan pesawahan, pemerintah daerah akan melakukan upaya segera dengan membuat sodetan atau struktur tertentu untuk menahan semburan.

Dengan sodetan itu, diharapkan lahan pesawahan warga bisa diselamatkan.

Baca juga: Kejaksaan Tinggi Jabar Investigasi di RTH Jatibarang Indramayu, Ada Apa?

"Agar dampak semburan tidak meluas kamu juga akan bersurat secara resmi kepada Pertamina untuk membantu penanganan," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, semburan gas liar itu kembali muncul di pada Selasa (27/10/2020) sekitar pukul 07.40 WIB.

Warga bahkan mengaku mendengar suara ledakan dari titik semburan tersebut.

Fenomena semburan gas liar ini juga pernah terjadi pada tahun 2015, tahun 2017.

Lokasi titik lokasi semburan itu berbeda-beda satu sama lain, hanya saja masih masuk dalam radius areal sumur bor lama bekas Belanda.

Baca juga: VIDEO - Pertamina Belum Bisa Memastikan Ceceran Hitam di Pantai MInyak Mentah atau Pelumas

Lokasi semburan terbaru, titik koordinatnya bahkan hanya berjarak kurang lebih 300 meter dari sumur BDA-02.

Sejumlah pihak sebelumnya juga sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi.

Terakhir Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron berjanji bakal mengupayakan agar pemerintah pusat segera turun tangan melakukan penanganan.

"Saya sengaja datang ke langsung ke sini setelah pada waktu hari H yang lalu kemudian saya meneruskan ke Pertamina," ujar dia saat melakukan kunjungan pada Selasa (3/11/2020) lalu

"Namun. Ini memang eks pengeboran di zaman Belanda, oleh karenanya pemerintah harus segera turun tangan dan saya akan segera menampung aspirasi ini untuk disampaikan ke pemerintah pusat," lanjut Herman Khaeron.

Sebelumnya, Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) wilayah VII Cirebon juga sudah melakukan assessmen di lokasi kejadian.

Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah VII Cirebon, Noorfian Iskandar mengatakan, hasil dari tinjauan di lapangan, represetasi semburan gas dan air itu diduga berasal dari sumur tua bekas pengusahaan migas di masa pemerintahan kolonial Belanda.

Adapun untuk penyebab mengapa gas dan air itu bisa menyembur belum bisa pastikan.

"Upaya penanganan baru sebatas pemasangan garis pengaman polisi serta pengambilan sampel gas dan air untuk kebutuhan pengujian laboratorium oleh PT Pertamina sebagai bahan kajian lebih lanjut," ujar dia melalui keterangan tertulis.

Berita Terkini