Lailatul Qadar

Berburu Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir Ramadhan, Ini Amalan & Doa yang Dibaca Rasulullah SAW

Penulis: Machmud Mubarok
Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lailatul Qadar.

Hukum Menggapai Lailatul Qadar

Nabi saw juga bersabda yang diriwayatkan Bukhari dari Aisyah ra yang artinya : “Dari Aisyah ra berkata: “Bersabda Rasulullah SAW, carilah malam qadr pada malam ganjil darl sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Dengan beberapa hadits yang menerangkan himbauan dari rasul untuk mencari keutamaan Lailatul Qadar itu, maka para ahli hadits menyatakan bahwa berikhtiar mencari Lailatul Qadar, hukumnya sunnah.

Kapan Terjadinya Lailatul Qadar ?
Kapan malam itu terjadi ? Allah swt menjelaskan dalam firmanNya pada ayat yang lain surat Al-Baqarah : 185, yang artinya : “Pada bulan ramadhon yang diturunkan di dalamnya Al-Qur‟an....” (Q.S. 2 : 185)

Sedangkan ayat lain menjelaskan :

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-qur‟an pada malam lailatul qadr..” (Al-Qdar : 1) Dari ayat al-qur‟an tersebut dapat dimengerti bahwa malam lailatul qadar terjadinya pada bulan Ramadhan.

Waktu Terjadinya Lailatul Qadar ?

Tidak ada ketentuan tanggal yang tepat mengenai datangnya Lailatul Qadar. Bahkan dapat terjadi, dengan bergantinya tahun, tanggal terjadinya Lailatul Qadar juga akan berganti. Karenanya Rasulullah SAW dalam tahun-tahun berbeda selalu menyuruh sahabat untuk mencari Lailatul Qadar dalam beberapa malam yang berbeda pula.

“Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa suatu ketika ia sedang duduk dalam majelis Rasulullah SAW. Pada saat itu sedang dibicarakan tentang malam Lailatul Qadar. Kemudian Rasulullah SAW bertanya: "Hari keberapakah hari ini?" Mereka menjawab,"hari yang ke 22 Ramadhan !' Rasul kemudian bersabda, "Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ini.“ .

Rasulullah saw menjelaskan pula dalam sabdanya :

“Malam lailatul qadar itu terjadi dalam 10 hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, serta ganjil bilangannya.” (H.R. Bukhori)

“Rasulullah SAW telah memberikan kabar kepadaku tentang Lailatul Qadar. Beliau bersabda: “Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan, dalam sepuluh hari terakhir. Malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dua puluh sembilan atau malam terakhir.” (HR Ahmad dari Ubadah bin Shamith)

Abu Dzar meriwayatkan bahwa beliau bertanya kepada Rasulullah SAW. "Apakah malam Lailatul Qadar itu hanya dikaruniakan pada masa hayat Rasulullah saja atau akan berterusan setelahnya? Rasulullah SAW menjawab, "Malam itu akan terus berlangsung hingga hari Kiamat." Kemudian mereka bertanya:"Pada bagian manakah Lailatul Qadar itu akan muncul ?" Rasulullah SAW menjawab: "Carilah pada sepuluh malam yang terakhir."

Kemudian Rasulullah SAW mengerjakan sesuatu kesibukan, akupun diam menunggu. Setelah aku memperoleh kesempatan lagi, maka aku kembali bertanya, "Dalam bagian manakah dari sepuluh hari itu ?" Pertanyaan itu telah menyebabkan Rasulullah SAW bermuka merah kepadaku, belum pernah aku melihatnya dalam keadaan demikian sebelumnya. Kemudian beliau bersabda, “Itu adalah keinginan Allah, maka Allah tidak memberi tahukan kepada kita. Carilah dalam tujuh malam yang terakhir dan jangan tanya lagi setelah ini.” (HR. Ibnu Majah)

Tanda Lailatul Qadar 
Tanda-tanda malam lailatul qadar banyak diungkapkan oleh para sahabat dan ulama lainnya berdasarkan pengintaian dan pengalaman mereka. Dalam suatu riwayat Muslim, disebutkan ada seorang sahabat Rasul saw yaitu Ubai bin Ka‟ab telah bersumpah pernah menyaksikan Lailatul Qadar. Sehingga ia mampu menjelaskan tanda-tandanya, sebagaimana berikut :

“Dan salah satu tanda adalah pada pagi harinya cahaya matahari terbit memutih atau tidak bersinar seperti biasanya.”

Tanda-tanda lainnya yang umumnya disebut dalam riwayat-riwayat tersebut adalah malam itu terasa hening, cuaca sangat cerah, langit bersih, tidak ada angin, dan bebas dari mendung. Rasulullah saw bersabda, ُسْمَ الش ُحِبْصُ ت ًةَدِ ارَ ب َلََ و ًةَ ار َ ح َ لَ ٌةَقَلَ ط ٌةَحْمَ س ٌةَلْيَ ل ِرَدَ الق ُةَلْيَل اء َرْمَ ح ٌةَفْيِعَ ا ض َهُتَحْيِبَ ص “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin. pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thoyalisi, perawi tsiqoh)

(2) Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tsb dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yg tidak didapatkan pada hari-hari yg lain.

(3) Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150)

Usaha Mendapatkan Lailatul Qadar
Rasulullah saw sebagai teladan terbaik tentu lebih sempurna amal ibadahnya daripada umatnya. Dalam hal ini, beliau selalu membangunkan keluarganya untuk tekun beribadah khususnya pada malam-malam 10 hari terakhir. Sebagaimana diriwayatkan hadist :

“Nabi saw ketika telah masuk sepuluh hari terakhir, maka beliau menghidupkan malam itu dengan membangunkan seluruh anggota keluarganya serta mengencangkan sarungnya.” (HR. Bukhari & Muslim dari Aisyah)

Doa Rasulullah SAW

Selanjutnya apabila telah yakin bahwa pada malam yang di lalui itu sedang terjadi Lailatul Qadar, maka sebagai waktu yang mustajabah dalam berdo'a tidak boleh kita biarkan begitu saja. Setidak-tidaknya kita membaca doa yang diajarkan oleh Rasulullah kepada Aisyah yaitu :

“Asyhadu anlaa ilaaha illallah, asytaghfirullah, As‟alukar ridhaka wal jannah, wa-a‟udzubika min sakhotika wan-narr (3x). Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa, fa‟ fuanni (3x) Ya karim.”

Halaman
1234

Berita Terkini