Live Streaming Asusila di Pangandaran Terbongkar, Pelaku Raup Puluhan Juta Lewat VCS
Unit Tipidter Satreskrim Polres Pangandaran, Polda Jabar berhasil membongkar praktik live streaming asusila
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNCIREBON.COM, PANGANDARAN - Unit Tipidter Satreskrim Polres Pangandaran, Polda Jabar berhasil membongkar praktik live streaming asusila yang dilakukan pria dan wanita muda melalui aplikasi digital berbayar.
Modus ini telah mereka jalankan sejak Desember 2024 hingga Mei 2025. Dari aksinya, mereka diketahui mengantongi keuntungan lebih dari Rp 65 juta.
Kasus ini terungkap pada Kamis, 12 Juni 2025, sekitar pukul 16.00 WIB, setelah polisi menemukan konten vulgar yang beredar di media sosial.
Baca juga: Truk-truk Masuk Galian C Lagi, Warga Argasunya Cirebon Bongkar Paksa Portal, Wali Kota Buka Suara
Setelah dilakukan penyelidikan intensif, petugas akhirnya mengamankan dua tersangka berinisial WCJ (24) dan E (25) pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025 pukul 03.30 WIB.
Keduanya diamankan di salah satu rumah di Perumahan Graha Artha Pajaten, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran.
Kapolres Pangandaran, AKBP Mujianto, mengatakan, kedua tersangka mengakui telah melakukan siaran langsung (live streaming) hubungan intim secara rutin melalui aplikasi Papayalive dan HOT51, platform yang populer di kalangan pengguna jasa VCS (Video Call Sex) berbayar.
"Dengan akun pribadi dan membangun persona daring, tersangka menawarkan tontonan tak senonoh dengan tarif tertentu," ujar Mujianto kepada sejumlah wartawan di Mapolres Pangandaran, Selasa (24/6/2025) siang.
Dalam pengakuannya kepada penyidik, uang hasil dari aktivitas tersebut digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca juga: 30 Kata-kata Islami 1 Muharram 1447 H Penuh Harapan dan Doa, Bagikan di Sosmed 27 Juni 2025
"Kegiatan haram itu sudah mereka lakukan hampir setengah tahun, sebelum akhirnya berhasil diamankan," katanya.
Pihak Polisi pun berhasil menyita sejumlah barang bukti dari lokasi penangkapan di antaranya, dua unit smartphone yang digunakan untuk live streaming, akses login ke aplikasi Papayalive dan HOT51, dan rekaman transaksi digital serta hasil tangkapan layar aktivitas siaran.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan sejumlah pasal dalam UU ITE dan KUHP yaitu, Pasal 45 Ayat (1) jo Pasal 27 Ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 Miliar.
Kemudian Pasal 29 jo Pasal 4 Ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dengan ancaman penjara hingga 12 tahun dan denda hingga Rp 6 Miliar.
Atas kejadian tersebut, Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur tawaran kerja online yang melibatkan unsur asusila.
"Karena, kegiatan itu tidak hanya melanggar norma, tapi juga menjerumuskan pelakunya ke dalam jeratan hukum yang berat," ucap Mujianto. *
Gempa Terkini M3,4 Guncang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Ini Info Dari BMKG |
![]() |
---|
Asyiknya Liburan di Citumang Pangandaran, Paket Body Rafting Mulai Rp 70 Ribu per Orang |
![]() |
---|
Klik-klik dari Majalengka, Senyum Tersambung ke Pangandaran, CIMB Niaga Solusi Perantau |
![]() |
---|
Dihantam Ombak, Perahu Nelayan Tenggelam di Pantai Timur Pangandaran, Begini Kondisi Seluruh ABK |
![]() |
---|
Sensasi Makan Bakso Cuanki Sambil Lihat Sunset di Pantai Barat Pangandaran Pada Akhir Pekan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.