Sebanyak 52 Pelajar SD dan MI Adu Cerita Legenda Majalengka Dalam Lomba Bertutur Disarpusda
Sebanyak 52 pelajar SD dan MI sederajat dari 26 kecamatan tampil percaya diri dalam ajang Lomba Bertutur yang digelar Disarpusda Majalengka
Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Suasana Aula Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda) Kabupaten Majalengka, Rabu (28/5/2025), mendadak berubah menjadi panggung sejarah.
Sebanyak 52 pelajar SD dan MI sederajat dari 26 kecamatan tampil percaya diri dalam ajang Lomba Bertutur yang digelar Disarpusda Majalengka. Mereka menyuguhkan cerita sejarah Majalengka dengan gaya seusianya.
Kabid Perpustakaan Disarpusda Majalengka, Agus Mulyanto, menjelaskan lomba ini merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali budaya literasi anak, terutama lewat dongeng dan cerita rakyat.
“Pesertanya anak-anak kelas 4 dan 5 dari SD dan MI sederajat. Mereka membawakan cerita legenda atau sejarah lokal khas Majalengka. Tujuannya, supaya anak-anak makin mengenal akar budayanya sendiri sekaligus menumbuhkan minat baca lewat pendekatan naratif,” ujar Agus.
Lomba bertutur ini digelar selama dua hari, mulai Selasa hingga Rabu, dan menjadi seleksi penting untuk mewakili Majalengka di tingkat Provinsi Jawa Barat pada Oktober 2025 mendatang.

Setiap kecamatan mengirimkan dua wakil terbaik. Kemudian dinilai oleh dewan juri berdasarkan kemampuan bercerita, ekspresi, intonasi, hingga penguasaan isi cerita.
“Jadi proses seleksinya memang ketat. Kami ingin yang tampil nanti benar-benar mewakili wajah literasi lokal Majalengka,” tegas Agus.
Menurut Plt Kepala Disarpusda, Nono Heryano kegiatan ini memiliki dampak jangka panjang bagi pembangunan literasi daerah.
Disarpusda menargetkan kegiatan ini mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), serta mengalihkan fokus anak-anak dari gawai ke buku-buku cerita lokal.
“Harapannya, literasi kita kembali ke buku, bukan cuma ke HP. Dan yang lebih penting, cerita dan sejarah Majalengka bisa lebih dikenal dan terdokumentasikan dengan baik oleh generasi muda,” katanya.
Ia menegaskan, Lomba Bertutur ini hanya salah satu dari sekian program literasi yang akan digelar.
Ke depannya, berbagai kegiatan serupa akan dilaporkan ke Perpustakaan Nasional sebagai bentuk kontribusi Majalengka dalam penguatan literasi nasional.
Nono berharap dari cerita ke cerita, dari mulut ke telinga, legenda Majalengka kini hidup kembali.
Dan semuanya dimulai dari panggung sederhana—tempat anak-anak menuturkan kisah yang membesarkan tanah kelahirannya, 'Kota Angin Majalengka'.
“Intinya, kami ingin anak-anak Majalengka tidak hanya membaca buku, tapi juga bisa mewariskan nilai dan cerita dari buku-buku itu kepada orang lain. Di sinilah bertutur menjadi jembatan antara membaca dan menyampaikan kembali,” pungkasnya.
Tetap Ikuti Aturan KDM Masuk 06.30 WIB, Pelajar di Sukabumi Terjang Sungai ke Sekolah |
![]() |
---|
Disdikbud Indramayu Minta Sekolah Sisir Anak yang Belum Bisa Membaca, Akan Diberi Bimbingan Khusus |
![]() |
---|
Perjuangan Zaki Adnan, Pelajar SMPN 4 Cirebon yang Lolos Perkuat Timnas Pelajar U-15 |
![]() |
---|
Update Kasus Perundungan Pelajar SMP di Pangandaran, Sejumlah Saksi Dipanggil dan Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Tak Perlu Tunggu Usia 17 Tahun, Pelajar Cirebon Usia 16 Tahun Kini Bisa Rekam KTP dari Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.