Kisah Inspirasi Memet dan Nenih
Kisah Inspirasi Memet dan Nenih, Lulusan SMA Kini Punya Toserba Terbesar di Majalengka
Di Majalengka, semua warga mengenal dan pernah berbelanja di UD Putra Tiga Saudara (TS) di Baribis, Kecamatan Cigasongm Majalengka. Toserba lokal terb
Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Awal usaha di Pasar Lawas Majalengka dan kemudian Pasar Cigasong, lama-kelamaan mereka membuka toko tetap sejak 2006 dan mengembangkannya menjadi toserba terbesar di Majalengka. UD Putra TS kini dikenal sebagai toko yang lengkap, nyaman, dan sangat terjangkau, yang menjadi pilihan utama hampir seluruh masyarakat Majalengka.
Selain pakaian, UD Putra TS juga melengkapi fasilitas dengan food court yang nyaman, dan bahkan layanan travel haji dan umrah yang dikelola keluarga Memet. Bisnis travel ini menjadi bentuk komitmen mereka dalam melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
Tidak hanya di Majalengka, UD Putra TS juga membuka cabang di Tegal Gubug, Cirebon, sebagai pusat grosir yang sudah beroperasi sejak lama.
Berbekal harga yang terjangkau dan kualitas premium, Toko UD dikenal hampir di seluruh pelosok Majalengka. Mayoritas masyarakat, mulai dari kalangan bawah hingga menengah, memilih UD sebagai tempat berbelanja utama mereka. Bisa dibilang, di Majalengka, “semua orang pasti tahu Toko UD.” Bahkan, toko ini dikenal sebagai toserba lokal terbesar di Kabupaten Majalengka.
Ujian Berat dan Spirit Kebangkitan
Tahun 2016 menjadi masa paling menantang bagi keluarga Memet dan Nenih. Meski tidak banyak dibicarakan, masa sulit itu menjadi pelajaran berharga yang justru menguatkan tekad mereka. Dari ujian tersebut, semangat untuk bangkit dan terus berinovasi kian menyala.
Kini, bisnis UD sudah menembus omzet puluhan miliar rupiah dengan ratusan pekerja yang turut andil di dalamnya. Usaha ini tidak hanya berdiri sebagai toko pakaian dan swalayan, tetapi sebagai simbol ketekunan dan keberhasilan kerja keras.
Di balik kesuksesan itu, Memet selalu menempatkan nilai spiritual dan kemanusiaan sebagai pondasi utama. Ia rutin menggelar pengajian manaqiban, rajin bersedekah, serta memberikan santunan kepada anak yatim dan masyarakat kurang mampu.
“Rezeki itu tidak akan berkurang karena sedekah. Justru dari sanalah datangnya keberkahan,” kata Memet.
Kisah hidup Memet dan Nenih adalah inspirasi nyata bahwa tidak ada keberhasilan yang instan. Dibutuhkan kerja keras, integritas, dan doa yang kuat untuk meraih mimpi. Bagi Memet, jangan pernah malu memulai dari bawah dan selalu belajar dari pengalaman.
“Yang penting jangan malu memulai dari bawah. Terus belajar, jangan mudah menyerah, dan selalu minta doa restu dari orang tua serta mertua. Doa mereka luar biasa kuat,” kata Nenih.
Memet yang lahir 18 Mei 1975 dan Nenih Herlina lahir 28 Juli 1982, mereka hanya lulusan SMA. Kini mereka punya putra bernama Faiq Muawal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.